3 Pertimbangan Paling Penting Memodernisasi Sistem Keamanan Industri
Saat negara-negara di Asia mulai melonggarkan pembatasan sosial dan bisnis kembali beroperasi di tengah pandemi COVID-19, para pelaku industri pun giat menyusun strategi untuk bisa mengembalikan situasi agar bisnis kembali normal di tengah-tengah perubahan yang selalu terjadi akhir-akhir ini. Kebersihan dan kesehatan kerja menjadi prioritas utama semua bisnis saat ini, demi melindungi keselamatan pekerja dan juga pelanggan mereka. Namun, bagi bisnis seperti instalasi pabrik, keselamatan di ruang kerja haruslah selalu terjaga; walaupun peraturan mengenai keselamatan yang terkait dengan kebersihan dan kesehatan telah ada dan diberlakukan.
Demikian diungkapkan oleh Friedhelm Best, VP Asia Pasifik, HIMA, dalam laporannya berjudul 3 Pertimbangan dalam Memoderenisasi Sistem Keamanan Fasilitas-fasilitans Industri, seperti dikutip, Jumat (25/9/2020).
Menurutnya, ketika pekerja kembali bekerja di fasilitas industri, kegiatan rutin seperti merencanakan sistem modernisasi, yang kemungkinan ditunda karena pandemi, menunggu untuk dapat dikerjakan lagi. Kegiatan itu membutuhkan pertimbangan yang sangat teliti, apalagi bila standar proses industri yang wajib, seperti kemacetan produksi, dan permintaan konsumen sudah terlibat.
Lalu, apabila hal tersebut terjadi, apa yang menjadi pertimbangan utama untuk memastikan Safety Instrumented System (SIS) pada fasilitas industri selalu sesuai dengan harapan? Apakah SIS yang digunakan efektif dalam memantau situasi berbahaya pada pabrik, dan apakah SIS tersebut mampu mengambil tindakan cepat apabila terjadi situasi yang membahayakan? Friedhelm menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, standar yang sesuai merupakan hal yang akan selalu dipertimbangkan bagi sebuah pabrik, jadi bukan hanya ketika mempertimbangkan modernisasi atau modifikasi SIS saja. Sistem keselamatan yang baik dan sesuai dengan standarnya dapat memberikan kepastian hukum, jikalau terjadi kasus pada ruang kerja. Selain itu sistem keselatan tersebut juga dapat berfungsi sebagai pedoman akan praktik industri yang baik.
IEC 61511 Edisi Ke-2 mengharuskan diadakannya penilaian risiko keselamatan dan keamanan secara berkala, memantau agar para staf memenuhi syarat untuk bekerja di pabrik, lalu harus ada juga penilaian rutin yang wajib untuk memperbaharui kualifikasi dan keamanan siber, supaya dapat mengidentifikasi kerentanan keamanan pabrik. Hal tersebut akan mampu mengungkapkan kekurangan pada sistem, sehingga akhirnya bisa mengetahui di mana modernisasi itu dapat diterapkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: