Ketika Yahudi, Kristen, dan Minoritas Lain Hidup Damai di Suriah
Nasrani merupakan agama terbesar kedua dengan jumlah sekitar delapan persen dari populasi. Kebanyakan mereka tinggal di perkotaan, antara lain, Damaskus, Aleppo, Hamah, dan Latakia. Sedangkan populasi kaum Yahudi tidak lebih dari dua ribu jiwa, sebagian besar mereka menetap di Aleppo.
Komunitas Yahudi telah hadir di negara ini sejak berabad-abad silam. Menengok ke belakang, pada era kekhalifahan, Suriah memiliki peran penting bagi terbangunnya peradaban Islam yang maju. Suriah pernah menjadi pusat pemerintahan dinasti Umayyah. Ibu kota Damaskus menjelma sebagai kota paling berpengaruh di dunia Islam dengan penduduk yang multikultur, multietnis, serta agama.
Tradisi toleransi pun berkembang dan terpelihara hingga berabad-abad kemudian. Pada era kekuasaan Ustmani, kaum non-Muslim disebut dzimmi. Mereka membayar pajak dan sebagai kompensasinya mereka memperoleh hak menerapkan hukum agama masing-masing. Hal ini pada akhirnya mampu menjaga identitas dan otonomi tiap-tiap komunitas agama.
Kebijakan ini berlanjut hingga masa kolonialisme. Bangsa Prancis juga memberikan hak lebih luas bagi kaum Nasrani. Meski demikian, kondisi itu sempat berubah, tepatnya sejak terjadi konflik pada Juni 1967. Beberapa sekolah Nasrani dinasionalisasi, begitu pula sekolah-sekolah Islam swasta.
Karena persitiwa itu, banyak kaum Nasrani memilih bermigrasi ke negara lain. Bagi mereka yang tetap tinggal di Suriah, akan dilindungi dan menyatakan loyalitasnya kepada negara. Momen penting sebagai bukti tingginya tingkat toleransi di negara Timur Tengah ini tampak saat menerima kunjungan resmi Paus Johannes Paulus II pada tahun 2001 silam.
Seluruh umat beragama di Suriah menyambut dengan hangat kedatangan pemimpin umat Nasrani itu. Paus bahkan sempat singgah dan masuk ke dalam masjid besar di Damaskus, yakni Masjid Umayah atau al-Umawi yang dibangun pada masa Umayyah. Tercatat, itulah untuk kali pertama Paus mengunjungi sebuah masjid.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: