Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta-Fakta Seputar Gempa Megathrust

Fakta-Fakta Seputar Gempa Megathrust Gempa bumi terjadi pada hari Selasa, 8 Januari 2019 pukul 16:54 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi berada pada koordinat 7,85°LS dan 106,48°BT (113 km sebelah Barat Daya Sukabumi, Jawa Barat), dengan magnitudo M5,4 pada kedalaman 10 km. | Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi -

Gempa megathrust menjadi salah satu hal yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Namun, tak sedikit yang mungkin belum mengetahui maupun memahami apa arti dari fenomena alam ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa megathrust dipahami banyak orang sebagai sesuatu yang baru dan berpotensi terjadi dalam waktu dekat. Selain itu, gempa ini berkekuatan sangat besar dan mampu menimbulkan kerusakan serta tsunami yang dahsyat.

"Pemahaman seperti ini tentu saja kurang tepat," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (26/9/2020).

Baca Juga: Bukan Sekali, Faktanya Tsunami Sudah Beberapa Kali Terjang Jawa

Daryono mengatakan zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan atau dapat dikatakan sebagai stress pada bidang kontak antar-lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Jika terjadi gempa maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar-lempeng.

"Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai patahan naik yang besar, yang kini populer disebut sebagai zona megathrust," jelas Daryono.

Zona megathrust bukanlah hal baru. Di Indonesia, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Nusantara.

BMKG menyebutkan bahwa zona megathrust berada di zona subduksi aktif. Seperti yang pertama ada subduksi Sunda mencakup Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba, kemudian kedua subduksi Banda, ketiga subduksi Lempeng Laut Maluku, keempat subduksi Sulawesi, kelima subduksi Lempeng Laut Filipina, dan keenam subduksi Utara Papua.

Menurut Daryono, saat ini segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.

Sebagai sumber gempa, zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman. Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru gempa kecil yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: