Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Pengumuman Kebijakan Tarif Trump, Saham Global Naik hingga Emas Cetak Rekor Tertinggi

Jelang Pengumuman Kebijakan Tarif Trump, Saham Global Naik hingga Emas Cetak Rekor Tertinggi Kredit Foto: Instagram/Donald Trump
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar keuangan global tengah bergolak menjelang "Hari Pembebasan" yang dijanjikan Presiden AS Donald Trump pada 2 April. Investor dengan waspada menanti rincian kebijakan tarif timbal balik yang akan diumumkan, yang dapat berdampak luas pada perdagangan internasional.

Mengutip Reuters, Kantor Perwakilan Dagang AS baru saja merilis laporan tahunan setebal 397 halaman yang memuat daftar kebijakan negara lain yang dianggap sebagai hambatan perdagangan.

Namun, belum jelas bagaimana laporan ini akan mempengaruhi strategi tarif yang akan diterapkan Trump. Sementara itu, Washington Post melaporkan bahwa Gedung Putih sedang menyusun proposal untuk mengenakan tarif sekitar 20% pada sebagian besar impor ke AS.

Baca Juga: Jerman Waspadai Efek Tarif Trump: Tak Ada Pemenang dalam Perang Dagang

Di tengah ketidakpastian ini, harga emas spot mencapai rekor tertinggi $3.148,88 per ons. "Di samping penghindaran risiko umum, investor meningkatkan alokasi ke emas karena kebijakan perdagangan pemerintahan Trump mengancam status cadangan khusus dolar," ujar Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.

Lebih lanjut, saham global pada Selasa (1/4) mencatat kenaikan, menyusul keuntungan di Wall Street. Indeks STOXX Eropa naik 0,9%. Sementara itu, S&P 500 (.SPX) naik 0,55% pada hari Senin, meskipun kontrak berjangkanya sedikit turun 0,1%.

Mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss menguat, sementara dolar Australia bangkit kembali setelah Bank Sentral Australia mempertahankan suku bunga. Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS merosot akibat lonjakan permintaan aset aman, dengan imbal hasil Treasury 10 tahun turun hampir 8 basis poin menjadi 4,169%.

Sementara itu, harga minyak naik tipis, melanjutkan kenaikan 2% pada hari Senin. Minyak mentah Brent naik 0,5% menjadi $75,13 per barel, sementara minyak mentah AS naik 0,5% menjadi $71,84.

Baca Juga: Diskusi Bahas Kesetaraan Perdagangan, Sinyal China dan Uni Eropa Bersinergi Hadapi Tarif Trump

Namun, kekhawatiran meningkat setelah Trump mengancam akan menerapkan tarif sekunder pada minyak Rusia dan Iran. Ia juga memperingatkan Iran akan melakukan pengeboman jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya.

Seiring meningkatnya ketidakpastian global, volatilitas di berbagai kelas aset melonjak dalam beberapa hari terakhir. "Pasar ekuitas AS diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan dan laba. Namun, pasar tersebut tidak diperkirakan akan mengalami resesi, dan jika ekonomi AS memasuki resesi, pasar saham AS dapat dengan mudah jatuh hingga 10% lagi," ujar Tony Sycamore, analis di IG.

Dengan dinamika ini, investor menghadapi tantangan besar dalam menavigasi risiko ekonomi global, sambil menantikan kepastian dari Gedung Putih terkait kebijakan tarif yang akan diumumkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: