Azerbaijan, Negara Islam Mayoritas Syiah Terbesar Setelah Iran
Di bawah pemerintahan Soviet, hanya ada 18 masjid yang aktif digunakan di negara itu, tetapi setelah runtuhnya Uni Soviet, jumlah itu meningkat menjadi 2.000.
Setelah kemerdekaan pada 1991, pemerintah menetapkan kebebasan beragama dalam konstitusi negara dan memulai program untuk merenovasi dan memulihkan ratusan masjid.
“Setelah runtuhnya Uni Soviet, beberapa orang merasakan kehampaan, yang mereka upayakan untuk diisi dengan agama,” kata Profesor Aqil Shirinov dari Universitas Marmara, menjelaskan peningkatan praktik keagamaan setelah Azerbaijan memperoleh kembali kemerdekaannya.
Namun, tren itu jauh dari universal. Lonjakan religiusitas membuat takut beberapa orang. Ketakutan di antara beberapa orang Azerbaijan bahwa peningkatan praktik keimanan dapat mengakibatkan pergeseran gagasan budaya tentang apa yang dapat diterima dan tidak.
“Beberapa keluarga takut anak-anak mereka terlibat dalam kelompok radikal, terkadang keluarga bahkan tidak mengizinkan anak-anak mereka untuk beribadah. Orang-orang ini menganggap diri mereka sendiri sebagai Muslim, tetapi dalam praktiknya, mereka tidak sholat," ujar dia.
Pemeliharaan agama di Azerbaijan tetap rendah jika dibandingkan dengan negara-negara mayoritas Muslim lainnya beberapa dekade setelah Soviet pergi. Menurut penelitian oleh Barometer Kaukasus, hanya 20 persen orang Azerbaijan mengambil bagian dalam ritual keagamaan secara teratur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: