Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Azerbaijan, Negara Islam Mayoritas Syiah Terbesar Setelah Iran

Azerbaijan, Negara Islam Mayoritas Syiah Terbesar Setelah Iran Kredit Foto: Azerbaijan's Presidential Press Office

Meskipun Islam di negara itu berasal dari abad ketujuh, praktik Islam selama pemerintahan Soviet ditekan dan diatur dengan ketat. Sejak runtuhnya Uni Soviet dan kebangkitan kembali Azerbaijan sebagai republik merdeka, pembatasan tersebut sebagian besar telah dilonggarkan, dan praktik Islam kembali diizinkan dalam kehidupan sehari-hari. 

“Setelah kemerdekaan pada 1991, kami mendapat banyak kesempatan (untuk mempraktikkan agama), dan kami memperoleh kebebasan beragama kami,” kata Gasimova. "Saya bisa dengan mudah memakai hijab di saluran TV kami dan di aula konser." 

Gasimova adalah penyanyi Mugham, salah satu bentuk musik rakyat Azerbaijan, dan putri Alim Gasimov, yang secara luas dianggap sebagai salah satu seniman terhebat negara di bidangnya. 

Dia mulai mempraktikkan keyakinannya pada usia 20 dan empat tahun kemudian mulai menutupi rambutnya dengan jilbab. “Saya tidak menghadapi larangan apa pun di negara saya,” katanya. 

Negara, yang terletak di kaki barat Laut Kaspia, sempat menikmati kemerdekaan dari Rusia pada tahun 1918, mendirikan republik sekuler yang menjamin kebebasan menjalankan agama. Konstitusi negara yang masih muda memberi warga hak sipil dan politik penuh, terlepas dari asal etnis, agama, kelas, profesi, atau jenis kelamin". 

Namun, Tentara Merah menginvasi pada 1920, menyerap negara itu ke dalam Uni Soviet selama tujuh dekade berikutnya. Muslim Azerbaijan, seperti warga Soviet lainnya yang beragama Islam, Yahudi, atau Kristen, menghadapi pembatasan berat dalam praktik keagamaan mereka. 

“Orang tidak diizinkan untuk mendapatkan pendidikan agama.bHanya ada dua madrasah (sekolah agama Islam) di seluruh wilayah Uni Soviet, keduanya terletak di Uzbekistan,"kata Haji Salman Musayev, Wakil Ketua Kantor Muslim Kaukasus (CMO). 

Musayev mengeluh bahwa tahun-tahunnya di madrasah Mir Arab, di kota Bukhara, Uzbek, dirusak oleh kontrol negara yang ketat atas apa yang diajarkan. 

Pembatasan tersebut adalah bagian dari paket tindakan yang lebih luas yang bertujuan untuk melumpuhkan praktik keagamaan di negara tersebut.  

Meski praktik keagamaan Soviet bertahan selama beberapa dekade, itu tidak cukup untuk sepenuhnya meniadakan peran agama dalam kehidupan Azerbaijan. “Kami hampir tidak bisa mengirim satu atau dua orang untuk naik haji. Sekarang kami bisa mengirim sebanyak yang kami mau,” kata Musayev. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: