Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rugi Berjemaah! Blue Bird vs TAXI Express, Siapa Paling Tekor?

Rugi Berjemaah! Blue Bird vs TAXI Express, Siapa Paling Tekor? Kredit Foto: Jakartaglobe.ic

Express Transindo (TAXI)

Senasib dengan sang kompetitor, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) juga tak mendapat untung sepanjang semester I 2020. Sampai dengan Juni tahun ini, kerugian bersih yang ditanggung perusahaan mencapai Rp43,45 miliar. Meski begitu, rugi tersebut 62,47% lebih rendah daripada rugi pada Juni 2019 yang mencapai Rp115,78 miliar. 

Merangkum dari laporan keuangan perusahaan, dari bisnis transportasi TAXI hanya mampu meraup pendapatan sebesar Rp19,41 miliar pada paruh pertama tahun ini. Angka tersebut amblas 74,85% dari paruh pertama tahun lalu yang mencapai Rp77,18 miliar. Dengan posisi pendapatan lebih rendah secara tahunan, keberhasilan TAXI dalam memangkas rugi didukung oleh perbaikan beban pokok pendapatan dari yang sebelumnya Rp160,42 miliar menjadi Rp69,59 miliar.

Baca Juga: Bisnis Telekomunikasi Moncer, TBIG Kantongi Pendapatan Rp2,58 Triliun

Jika dibedah satu per satu, terlihat bahwa seluruh sumber pendapatan TAXI terkoreksi oleh adanya pandemi. Pendapatan dari kendaraan taksi angkanya anjlok dari Rp56,03 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp13,69 miliar pada Juni 2020. Kontribusi pendapatan sewa kendaraan bahkan turun hingga lima kali lipat dari Rp15,52 miliar tahun lalu menjadi Rp3,17 miliar tahun ini.

Berikutnya, TAXI mengantongi pendapatan dari bisnis suku cadang sebesar Rp471,31 juta pada semester I 2020. Angka tersebut jauh menurun jika dibandingkan tahun lalu yang menembus Rp2,82 miliar. Sementara itu, pendapatan lain-lain juga turun dari Rp2,81 miliar menjadi Rp2,08 miliar.

Secara terbuka, manajemen TAXI mengaku bahwa sebagian besar bisnis perusahaan terdampak oleh adanya Covid-19. Terlebih lagi, adanya PSBB memaksa operasional perusahaan ikut terbatas. Dalam keterbukaan informasi, disebutkan bahwa perusahaan melakukan pembatasan operasional untuk taksi reguler dan taksi premium, baik yang ada di Jabodetabek maupun luar kota lainnya.

Tak berhenti sampai di sana, TAXI juga terpaksa menghentikan operasional layanan penyewaan kendaraan dan limusin di Jakarta dan Bali. Begitu pun juga dengan layanan penyewaaan bus di Jabodetabek yang ikut dibatasi selama semester pertama tahun 2020.

"Penghentian atau pembatasan operasional di atas terutama disebabkan oleh penurunan permintaan atas layanan transportasi umum dan juga adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan perpanjangan PSBB transisi hingga Agustus 2020," pungkas manajemen TAXI dikutip pada Rabu, 30 September 2020.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: