Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rugi Berjemaah! Blue Bird vs TAXI Express, Siapa Paling Tekor?

Rugi Berjemaah! Blue Bird vs TAXI Express, Siapa Paling Tekor? Kredit Foto: Jakartaglobe.ic

Blue Bird

Keberuntungan belum berpihak kepada PT Blue Bird Tbk (BIRD) dalam enam bulan pertama tahun 2020 ini. Emiten pengelola taksi ini harus menanggung rugi bersih sebesar Rp93,67 miliar pada semester I 2020. Capaian tersebut berbanding terbalik dari semester I 2019 lalu yang tercatat untung sebesar Rp158,37 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan Blue Bird merosot tajam hingga 39,8% dari Rp1,91 triliun pada Juni 2019 menjadi hanya Rp1,15 triliun pada Juni 2020. Kendaraan taksi masih menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan perusahaan pada paruh pertama tahun ini.

Baca Juga: Mayoritas Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat RI Telan Pil Pahit! Ini Daftarnya!

Per Juni 2020, kendaraan taksi menyumbang pendapatan sebesar Rp865,74 miliar. Kontribusi ini menurun 43,09% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,52 triliun. Hal demikian juga terjadi untuk pendapatan dari sewa kendaraan, di mana tahun lalu porsinya mencapai Rp421,16 miliar menjadi hanya Rp295,14 miliar pada tahun ini.

Sejatinya, dalam enam bulan pertama tahun ini Blue Bird mampu menekan beban langsung dengan cukup signifikan, yakni dari Rp1,39 triliun per tahun 2019 menjadi Rp946,28 per tahun 2020. Yang membuat Blue Bird menanggung rugi di antaranya pembengkakan di sejumlah pos keuangan, misalnya pos denda dan klaim angkanya bengkak hingga nyaris tujuh kali lipat dari Rp7,82 miliar menjadi Rp48,39 miliar. 

Kinerja keuangan Blue Bird semakin berat ketika beban bunga membengkak dari Rp35,77 miliar menjadi Rp52,36 miliar pada periode tersebut. Blue Bird juga masih harus menelan rugi pelepasan aset yang angkanya melonjak drastis dari Rp2,17 miliar pada tahun lalu menjadi Rp32,32 miliar pada tahun ini. Beban lain-lain juga memperparah keuangan perusahaan, di mana pada periode tersebut angkanya naik dari Rp344 juta menjadi Rp7,65 miliar.

Situasi yang demikian sudah diprediksi oleh pihak manajemen Blue Bird. Melalui keterbukaan informasi, manajemen menyatakan bahwa sebagian kegiatan operasional terpaksa dihentikan karena adanya pandemi. Meski sebagian mulai beroperasi kembali, seperti layanan JAC dan Big Bird Shuttle Jakarta-Bandung, itu pun belum maksimal karena adnaya pembatasan kapasitas penumpang.

"Layanan JAC dan Big Bird Shuttle Jakarta-Bandung sudah mulai beroperasi dengan kapasitas terbatas, menurunnya reveneu dari Airports dan Cititrans, serta penutupan sebagian pool," ungkap manajemen saat menjelaskan kegiatan bisnis yang mengalami pembatasan selama pandemi, dikutip pada Rabu, 30 September 2020.

Tak berdiam diri, manajemen pun telah mengupayakan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Diakui manajemen, Blue Bird berupaya menciptakan peluang bisnis baru selain bisnis yang sudah ada. Selain itu, efisiensi di berbagai lini operasi juga sudah dilakukan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: