PT PLN (Persero) menuntaskan uji coba pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), masing-masing PLTU Ropa Kabupaten Ende dan PLTU Bolok Kabupaten Kupang, melalui program Co-Firing guna meningkatkan penggunaan EBT pengganti batu bara dalam penyediaan listrik.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko mengatakan, uji coba program Co-Firing ini berhasil dilakukan di PLTU Ropa pada 14-15 September dan PLTU Bolok pada 28-30 September.
"Dalam program Co-Firing di PLTU Ropa, PLN mengganti bahan bakar berupa batu bara dengan 10 persen biomassa yang diperoleh dari tempat olahan sampah setempat. Sementara untuk PLTU Bolok, menggunakan 5 persen biomassa yang berasal dari cacahan kayu," kata Agustinus, Rabu, (7/10/2020).
Baca Juga: Berkat Pendampingan PLN, Omzet UMKM Wisata Tani Betet Nganjuk Melesat Tajam
Ia menjelaskan, program Co-Firing merupakan bagian dari semangat pemanfaatan EBT dalam transformasi PLN.
Co-Firing merupakan sebuah teknologi substitusi batu bara dengan energi terbarukan pada rasio tertentu yang tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai spesifikasi teknis.
Agustinus menuturkan, saat uji coba dilakukan, proses pembakaran biomassa berjalan sempurna dan karakteristiknya mirip dengan batu bara yang digunakan di PLTU tersebut.
"Pada saat kami melakukan mixing antara batu bara dengan biomassa tersebut, hanya dibutuhkan waktu 30 menit masa transisi hingga mencapai titik stabilisasi," tutur Agustinus.
Agustinus mengatakan, keberhasilan uji coba Co-Firing di PLTU Ropa, terlihat parameter menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaan 100 persen batu bara dengan pencampuran biomassa.
Selain meningkatkan bauran EBT, PLN juga berharap program ini dapat memberdayakan masyarakat, khususnya untuk memproduksi bahan bakar biomassa.
Baca Juga: Kurangi Konsumsi BBM, PLN Segera Bangun Infrastruktur LNG di 52 Lokasi
Baca Juga: Kerahkan Satgas TNIC, Pertamina Jamin Proses Tender Tak Untungkan Pencari Rente
"Saya berharap agar biomassa ini dapat diproduksi di sekitar PLTU Ropa, menggunakan bahan baku dari tempat olahan sampah setempat yang potensinya sangat besar, serta dapat memberdayakan masyarakat," kata Agustinus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: