Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mencekam, Armenia Tambah Kekuatan dari Prancis buat Gempur Azerbaijan

Mencekam, Armenia Tambah Kekuatan dari Prancis buat Gempur Azerbaijan Kredit Foto: Antara/Defence Ministry of Armenia/Handout via REUTERS
Warta Ekonomi, Baku -

Perang Armenia-Azerbaijan memperebutkan Nagorno-Karabakh semakin panas dan berkecamuk. Armenia sebagai pihak yang menduduki sebagian wilayah Azerbaijan di Nagorno-Karabakh itu terus menambah kekuatan agar memenangkan peperangan.

Pasukan Yerevan dari Armenia dapat kiriman prajurit dari Prancis untuk menguasai secara penuh Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan yang sudah diklaim sejak 1994.

Baca Juga: Cerita Warga Azerbaijan Ngumpet di Bunker Menghindar dari Serangan Rudal Armenia

Kekuatan tambahan dari Prancis tersebut merupakan diaspora orang-orang Armenia sebagaimana dikabarkan MantraSukabumi.com dalam artikel "Puluhan Orang Armenia yang Tinggal di Prancis Tiba di Azerbaijan, Gabung Bersama Pasukan Yerevan".

Kedatangan puluhan orang bangsa Armenia di Yerevan dikabarkan media Prancis, Le Figaro pada Rabu (7/10/2020).

"Orang-orang Armenia dari Prancis mulai tiba di Armenia untuk melawan tentara Azerbaijan di front Nagorno-Karabakh," kata Georges Malbrunot, seorang reporter senior surat kabar Prancis Le Figaro di Twitter.

"Sebuah kiriman AFP bertanggal dari Yerevan menceritakan perjalanan salah satu dari mereka, yang datang dari Strasbourg," katanya, mengutip seorang reporter kantor berita Prancis Agence France-Presse (AFP).

Sementara itu, France 24 menceritakan perjalanan tentara bayaran lainnya ke Kaukasus untuk memperjuangkan tujuan ilegal.

"Vardan, seorang tukang bangunan Armenia yang tinggal di Prancis barat, terbang kembali ke negara asalnya untuk berperang dalam konflik dengan Azerbaijan," kata France 24 dalam laporan itu.

"Seorang veteran perang pertama di Nagorno Karabakh pada 1990-an, pria berusia 45 tahun itu berencana kembali ke kota asalnya Yeghvard, membentuk sekelompok sukarelawan dan pergi ke garis depan. Saat dia tiba, dua pria dari Yeghvard telah tewas dalam pertempuran itu,” tambah France 24.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: