Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Covid-19 Bikin Depresi, Ribuan Warga Jepang Ditemukan Bunuh Diri

Covid-19 Bikin Depresi, Ribuan Warga Jepang Ditemukan Bunuh Diri Kredit Foto: Reuters/Toru Hanai
Warta Ekonomi, Tokyo -

Otoritas Jepang mengumumkan jumlah kasus bunuh diri warganya di bulan September 2020 sebanyak 1.805 orang. Angka ini meningkat 143 atau 8,6 persen di bulan yang sama pada 2019 lalu.

Dikutip dari Japan Today, menurut data dari Badan Kepolisian Nasional Jepang (NPA), dari total kasus bunuh diri September 2020, ada 1.166 orang berjenis kelamin laki-laki, meningkat 0,4 persen pada September 2019 lalu.

Baca Juga: Ratusan Musisi Turki Bunuh Diri Selama Pandemi Covid-19

Sementara itu, untuk jenis kelamin perempuan berjumlah 639, naik 27,5 persen dibandingkan di bulan yang sama tahun lalu.

Kota Tokyo menduduki puncak teratas dengan 194 kasus bunuh diri, diikuti prefektur Saitama (110), Aichi (109) dan Kanagawa (95).

NPA mengatakan jumlah bunuh diri secara nasional terus meningkat selama tiga bulan berturut-turut sejak Juli 2020.

Pejabat kementerian kesehatan Jepang mengatakan lonjakan bunuh diri diduga karena depresi dan kecemasan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Pandemi telah membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, atau menderita kelelahan karena terkurung di rumah dan kehilangan kontak tatap muka dengan teman dan keluarga.

Jepang merupakan salah satu dari sedikit negara ekonomi besar yang merilis data bunuh diri tepat waktu karena hal ini menjadi masalah sosial yang terus-menerus terjadi di Negeri Sakura.

Dikutip dari Japan Times, tingkat kasus bunuh diri di Jepang lebih banyak daripada kematian Covid-19 selama bulan Agustus-September 2020.

Selama tahun 2020, ada lebih 13.000 orang bunuh diri, sementara total kematian akibat Covid-19 di Jepang kurang dari 2.000.

Diberitakan sebelumnya, selama bulan Agustus 2020, ada 1.849 orang Jepang bunuh diri. Angka ini 15,3 persen lebih banyak pada waktu yang sama di tahun 2019 lalu.

Kasus bunuh diri di Jepang kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti kehilangan pekerjaan, jam kerja yang berkurang, perubahan gaya hidup, tekanan uang, dan menjaga jarak dari orang yang dicintai akan membuat banyak orang mengalami tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi.

Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Kato mengeluarkan pesan penting yang bertajuk 'Kepada Mereka yang Sulit Hidup'.

"Menurutku ada banyak orang yang khawatir dengan masa depan mereka karena pengaruh virus corona baru. Tolong sampaikan kecemasan dan perasaan pedih kalian ke meja konsultasi, dan lain-lain," tulis Kato dalam pesannya.

Di Jepang saat ini ada sebuah organisasi yang bernama TELL menawarkan konseling panggilan gratis untuk masyarakat Jepang yang memiliki pikiran untuk bunuh diri. Layanan TELL tersedia dalam bahasa Inggris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: