Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentolan KAMI Tangan Diborgol Pakai Baju Tahanan: 'Para Pemimpin Lahir dari Penjara'

Pentolan KAMI Tangan Diborgol Pakai Baju Tahanan: 'Para Pemimpin Lahir dari Penjara' Kredit Foto: Dok. Tokoh KAMI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deklarator dan Komite Politik Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf, menyoroti perlakuan terhadap Dekarator KAMI Syahganda Nainggolan yang mengenakan baju tahanan serta diborgol.

Ia menilai hal yang dialami Syahganda dkk merupakan bentuk penghinaan terhadap rakyat dan demokrasi. Namun, meski teman sejawat dipertontonkan dengan tangan terborgol, ia yakin masyarakat masih bisa jernih melihat ketidakadilan yang terjadi. Baca Juga: Bikin Sesak Dada, Isi WAG KAMI Mau Buat Skenario Mirip 98, Ajak Jarah Toko Tionghoa

“Saya yakin rakyat tidak bisa ditipu dengan tontotan borgol. Pejuang tetap pejuang meski diborgol. Sejak dulu, para pemimpin lahir dari penjara. Diponegoro, Teuku Umar, Soekarno, Hatta, Syahrir, Hariman Siregar adalah sejarah yang tak terlupakan,” cuitnya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Jumat (16/10/2020). Baca Juga: Polisi: Deklarator KAMI Sebarkan Kebencian Berdasarkan SARA

Lanjutnya, ia kemudian menyinggung makna yang terkandung dalam sila keempat Pancasila, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

“Sila keempat itu rumusan tentang kpemimpinan yang berpengetahuan luas dan dalam, sehingga bisa bjaksana, yaitu mngajak rakyat turut serta dalam pngambilan putusan dengan cara prmusyawaratan/perwakilan. Bukan dengan gas air mata dan borgol,” tegasnya.

Sambungnya,  “Kekuasaan itu sesungguhnya untuk orang yang siap merendahkan dirinya di hadapan rakyat yang memilihnya. Kalian tidak pernah bangun demokrasi. Kalian hanya gunakan demokrasi untuk bangun korupsi dan dinasti politik,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: