"Dan itu sumpahnya kepada pribadi bukan Letnan Gatot, itu pribadi itulah yang menyebabkan saya ternyata masih punya utang ke negara, pada sumpahnya juga terhadap Allah SWT," ujar Gatot.
Kemudian, ia mengajak beberapa orang untuk melakukan diskusi selama tiga bulan lamanya. Salah satunya yaitu Din Syamsuddin.
"Akhirnya kita harus menyuarakan ini, ada organisasi yang menyuarakan ini agar suara ini didengar. Itulah latar belakang lahirnya KAMI," tuturnya.
Baru-baru ini KAMI pun telah memberikan 8 tuntutan kepada Pemerintah Indonesia. Seperti penanganan virus corona (Covid-19) yang dinilai oleh pihaknya kurang maksimal.
Faktor pendorong lahirnya tuntutan tersebut, menurut Gatot didasari oleh suara hati nurani rakyat yang menjadi fokus utama dalam pergerakan KAMI.
"KAMI itu lahir setelah tiga bulan kita diskusi dengan kelompok-kelompok kemudian yang intinya bahwa tuntutan yang ingin kami sampaikan itu adalah suara hati nurani rakyat, apa yang bener-bener dirasakan oleh rakyat," ujarnya.
Tak main-main, Gatot pun kerap mendiskusikan suatu permasalahan sebelum 'melemparkannya' kepada Pemerintah Indonesia.
"Jadi semua tuntutan-tuntutan yang ada itu adalah kami belajar masalah, kemudian kita diskusikan dengan data-data yang ada dan memang seperti adanya ini. Menyuarakan suara hati nurani rakyat," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami