Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Presiden Jokowi: Dipuji-puji di Luar Negeri, Dikritik Habis di dalam Negeri

Nasib Presiden Jokowi: Dipuji-puji di Luar Negeri, Dikritik Habis di dalam Negeri Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers terkait penangangan COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/3/2020). Presiden meminta agar masyarakat Indonesia bekerja, belajar dan beribadah di rumah serta tetap tenang, tidak panik, tetap produktif agar penyebaran COVID-19 ini bisa dihambat dan diberhentikan. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan

Presiden Jokowi juga menyampaikan kabar itu melalui akun media sosial miliknya. Dalam keterangannya, eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan ada harapan besar di balik penamaan jalan atas namanya tersebut yaitu semakin kokohnya hubungan Indonesia dengan UAE yang bermanfaat bagi rakyat.

"Ini tentu sebentuk penghargaan dan penghormatan. Bukan untuk saya pribadi semata-mata, tetapi untuk Indonesia," kata Jokowi.

Baca Juga: Hei Relawan, Jangan Ngatur-Ngatur Presiden Jokowi Yah!

Pengamat politik Hendri Satrio mengapresiasi UEA yang memakai nama Jokowi sebagai nama jalan. Ini bisa jadi bukti, Jokowi lagi harum di luar negeri. Namun, penghargaan itu juga mengandung banyak arti.

"Yang terjadi di luar negeri kan ada kepentingannya juga. Kepentingan si negara itu kepada Indonesia," ujar Hensat, sapaan karibnya.

Sama seperti di dunia maya, di dunia nyata juga masih banyak yang menyerang Jokowi. Beberapa waktu belakangan ini pemerintahan Jokowi yang genap setahun kerap mendapat sambutan demo besar di berbagai daerah. Ribuan buruh, pelajar dan mahasiswa kembali menggeruduk Istana. Selain soroti UU Cipta Kerja, demo-demo ini banyak menyoroti kinerja Jokowi selama ini.

Mereka menyuarakan kekecewaan dan kekesalahannya. Baik lewat orasi maupun spanduk dan poster. Sebegitu kecewakah rakyat terhadap pemerintah Jokowi saat ini?

Litbang Kompas menunjukkan angka yang cukup miris terkait kepemimpinan Jokowi. Dalam survei yang digelar selama 14-16 Oktober 2020, sebanyak 46,3 persen responden merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dalam satu tahun ini.

Bahkan ada 6,2 persen responden yang mengaku sangat tidak puas. Hanya 39,7 persen responden yang mengaku puas dan 5,5 persen responden lainnya merasa sangat puas. Sisanya, 2,3 persen responden menyatakan tidak tahu. Hasil ini bertolak-belakang dengan survei Litbang Kompas tahun lalu.

Sebelum Jokowi kembali dilantik sebagai Presiden di periode kedua. Sebanyak 58,8 persen responden mengaku puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Bahkan tingkat kepuasan tertinggi pernah direkam survei Litbang Kompas pada April 2018, yang mencapai 72,2 persen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: