Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Terima Dicela, Macron Memulangkan Duta Besar Turki

Gak Terima Dicela, Macron Memulangkan Duta Besar Turki Kredit Foto: Antara/Olivier Matthys
Warta Ekonomi, Paris -

Prancis memanggil pulang duta besar Turki seusai Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Presiden Emmanuel Macron harus menjalani perawatan kesehatan mental. Prancis juga menilai kritik Erdogan terhadap pemerintahan Macron sangat kasar.

Kantor Kepresidenan Prancis pun mengatakan tidak bisa menerima pernyataan Erdogan yang dianggap berlebihan dan kasar. Prancis menggunakan pernyataan keras yang tidak pernah mereka sampaikan sebelumnya.

Baca Juga: Memanas, Erdogan Jumpai Tanda-tanda Macron Tersesat

"Kami menuntut Erdogan untuk mengubah kebijakannya, yang membahayakan semua aspek," kata Kantor Kepresiden Prancis dalam pernyataan mereka, Minggu (25/10/2020).

Saat menyampaikan pidato di Partai Keadilan dan Pembangunan di Kota Anatolia tengah, Erdogan menghina kebijakan Macron terhadap masyarakat Muslim di Prancis.

"Apa masalah orang yang bernama Macron dengan Islam dan Muslim? Apa lagi yang bisa dikatakan kepala negara yang tidak mengerti kebebasan kepercayaan dan yang bertindak seperti ini pada jutaan orang yang hidup di negara yang memiliki kepercayaan yang berbeda," kata Erdogan.  

Kantor Kepresidenan Prancis mengatakan Erdogan tidak mengucapkan belasungkawa pada guru yang dipenggal kepalanya setelah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelas. Pihak berwenang Prancis menyelidiki pembunuhan tersebut sebagai serangan teror kelompok ekstremis Islam.

Dalam beberapa bulan terakhir hubungan Prancis dan Turki semakin memanas. Mereka berbeda posisi dalam konflik di Suriah, Libya, dan Nagorno-Karabakh, wilayah perbatasan yang saat ini tengah diperebutkan Armenia dan Azerbaijan.

Macron menuduh Turki melanggar komitmen dengan meningkatkan kehadiran militer mereka di Libya dan membawa milisi bersenjata ke Suriah. Prancis juga berpihak pada Yunani dan Siprus dalam gesekan di Mediterania Timur. 

Boikot

Sementara, seruan untuk memboikot barang-barang Prancis bermunculan setelah komentar Presiden Emmanuel Macron terhadap Islam dan Muslim. Lembaga Islam Mesir, al-Azhar, juga turut mengecam pernyataan rasis presiden Macron itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: