Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suriah Memanas, Serangan Udara Rusia Tewaskan Puluhan Sekutu Turki

Suriah Memanas, Serangan Udara Rusia Tewaskan Puluhan Sekutu Turki Asap membumbung setelah serangan udara pasukan Suriah dan Rusia mengenai Kota al-Habeet, selatan Idlib, Suriah. | Kredit Foto: AP Photo/Syrian Civil Defense White Helmets
Warta Ekonomi, Damaskus -

Serangan udara Rusia di Suriah utara telah menewaskan lebih dari 50 tentara milisi yang didukung Turki di Provinsi Idlib, demikian dilaporkan kelompok pemantau. Serangan yang menandai peningkatan kekerasan di wilayah yang mayoritas dikuasai pemberontak itu juga melukai banyak lainnya.

Serangan itu berisiko merusak kelangsungan gencatan senjata di Idlib, yang ditengahi dan dipantau oleh Rusia dan Turki, yang mendukung sisi berlawanan dalam perang.

Baca Juga: Innalillahi, Ledakan Bom Tewaskan Mufti Besar Suriah Adnan Al-Afyouni

Diwartakan BBC, serangan tersebut menghantam basis pelatihan kelompok milisi Faylaq al-Sham diserang.

Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 78 orang. Beberapa yang terluka berada dalam kondisi serius, dan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat, tambah kelompok tersebut.

Observatorium menggambarkan serangan yang terjadi di wilayah Harem, barat laut Kota Idlib itu, sebagai yang paling mematikan sejak gencatan senjata mulai berlaku pada Maret.

Gencatan senjata menghentikan serangan pemerintah Suriah di wilayah yang telah membuat hampir satu juta orang mengungsi, dan sebagian besar telah berlangsung sejak saat itu.

Ketika gencatan senjata diumumkan, Turki mengatakan pihaknya memiliki hak untuk "membalas dengan seluruh kekuatannya" terhadap serangan apa pun oleh pasukan yang bersekutu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Idlib adalah provinsi terakhir yang dikuasai pemberontak dan jihadis, yang telah dipukul mundur dalam perang saudara selama sembilan tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: