Sementara itu, Ketua Umum APPRI Jojo S. Nugroho mengatakan, sejak merebaknya pandemi COVID-19, profesi public relations mendapatkan sejumlah tantangan, salah satunya dalam hal koordinasi dan komunikasi dengan publik.
“Protokol kesehatan membuat komunikasi, semisal, konferensi pers, harus dilakukan secara virtual,” katanya.
Adapun Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo mengatakan, public relations adalah jantung organisasi yang berperan menstimulasi publik dengan informasi.
Karena itu, setiap public relations organisasi memiliki caranya sendiri dalam mengelola komunikasi dan menjaga hubungan baik dengan publik, terutama dalam hal menciptakan brand perusahaan.
“Komunikasi publik adalah basis kesepemahaman untuk menghasilkan cita-cita organisasi,” tuturnya.
Wakil Ketua Perhumas, Rizka Septiana menyebutkan, di era digital dan pandemi seperti sekarang, penting bagi praktisi public relations membangun keterikatan yang kuat dengan media. Hal ini mengingat pemberitaan yang ditayangkan media mampu mempengaruhi opini publik.
“Dalam konteks perusahaan, pemberitaan media dapat mempengaruhi opini publik terkait image merek maupun reputasi perusahaan,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: