Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Pandemi, Peluang Pasar Minyak Sawit Masih Terbuka Lebar

Meski Pandemi, Peluang Pasar Minyak Sawit Masih Terbuka Lebar Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kendati volume ekspor minyak sawit dan produk turunannya menurun, namun permintaan akan minyak sawit diperkirakan kembali pulih ketika penerapan kebijakan lockdown di seluruh dunia mulai mereda, terutama di negara-negara konsumen utama minyak sawit dunia.

Kondisi ini berlaku khusus untuk China dan India yang telah meningkatkan kembali pembelian minyak sawit untuk menambah stok setelah pelonggaran lockdown dan perayaan hari besar. 

Merujuk analisis Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), di China, minyak kelapa sawit memiliki peluang lebih baik lantaran kegiatan pengolahan kedelai menjadi minyak kedelai serta impor rapeseed dan kegiatan ektraksi minyak rapeseed di negara tersebut diperkirakan menurun.

Baca Juga: Selagi Matahari Bersinar, Minyak Sawit Tetap Berbinar

Hasilnya, pangsa pasar minyak sawit olahan (olein) akan terus meningkat selama harganya masih ekonomis dibandingkan minyak kedelai.

Tidak hanya itu, stok minyak sawit di China juga dilaporkan menipis sehingga membuka lebih banyak peluang impor dari negara-negara produsen utama. China kemungkinan akan membeli lebih banyak minyak kelapa sawit guna mengisi kesenjangan stok akibat penurunan impor minyak nabati lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kendala politik yang lebih lanjut dengan Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Di India, periode penerapan kebijakan pembatasan aktivitas (lockdown) terjadi dari April hingga Mei 2020, selama periode ini diperkirakan memangkas impor minyak kelapa sawit sebanyak 1,8 juta ton, dari perkiraan total impor yang mencapai 7,7 juta ton untuk 2020. Kendati demikian, kebijakan pelonggaran lockdown oleh India tersebut membuka peluang peningkatan permintaan minyak sawit hingga tutup 2020.

Tidak hanya itu, permintaan yang cukup besar juga akan didukung oleh kebijakan mandatori pencampuran biodiesel berbasis minyak sawit di negara-negara penghasil minyak kelapa sawit, terutama di Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: