Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biden Raih 85 Suara Electoral, Trump Kumpulkan 61 Suara

Biden Raih 85 Suara Electoral, Trump Kumpulkan 61 Suara Kredit Foto: Antara/REUTERS/Brian Snyder
Warta Ekonomi, Washington -

Sejauh ini Joe Biden telah meraih 85 suara electoral dan Donald Trump mendapatkan 61 suara, sesuai data yang dirilis The Guardian. Untuk suara populer, Biden mendapatkan 15 juta suara dan Trump memperoleh 16 juta suara.

Joe Biden baru saja menang di tujuh negara bagian, termasuk di tempat tinggalnya Delaware.

Baca Juga: Sapu Bersih Suara Indiana, Trump Sementara Ungguli Biden di 2 Negara Bagian

Calon presiden dari Partai Demokrat itu meraih kemenangan di Rhode Island, New Jersey, Massachussetts, Maryland, Illinois, Delaware, dan Connecticut.

Joe Biden baru saja memenangkan Virginia dan meraih 13 electoral yang diperebutkan di sana. Pengumuman ini baru saja dilansir AP.

Virginia merupakan swing state saat kampanye Barack Obama pada 2008 dan 2012, tapi telah menjadi kandang Partai Demokrat dalam beberapa tahun terakhir.

Tak mau ketinggalan, Donald Trump raih kemenangan di West Virginia. Kemenangan Trump di sana tak mengejutkan. Trump pun mendapat tambahan lima suara electoral.

Trump juga memenangkan South Carolina dan mendapat tambahan sembilan suara electoral. Trump pun unggul di Oklahoma, Tennessee, Missisippi, dan Alabama.

Beberapa saat setelah pemungutan suara ditutup di Kentucky, AP mendeklarasikan Donald Trump memenangkan delapan suara electoral di sana.

Kemenangan Trump di Kentucky sudah diprediksi sebelumnya. Tak hanya di Kentucky, Trump juga menang di Indiana menurut laporan Reuters. Di Indiana, Trump meraih 11 suara electoral.

Adapun Joe Biden telah mengamankan kemenangan pertamanya di Vermont yang menyediakan tiga suara electoral. Ini menjadi kemenangan perdananya.

Pesta demokrasi kali ini memang berbeda dari sebelumnya karena selama kampanye rakyat AS mengalami polarisasi yang sangat dalam.

Masker wajah yang dikenakan banyak pemilih dan toko-toko yang ditutup papan di beberapa pusat kota menjadi pengingat dua masalah besar yang membentuk pemilu 2020, yakni COVID-19 dan kerusuhan saat protes mengecam kebrutalan polisi dan rasisme.

Sejumlah kelompok hak-hak sipil mengatakan mereka sedang memantau tanda-tanda tekanan pada pemilih. Lembaga penegak hukum juga waspada terhadap gangguan selama pemungutan suara. Namun ketakutan terburuk mereka tidak terjadi hingga sore hari waktu setempat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: