Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teka-Teki Swing States, Ada Telepon Misterius Minta Warga Tetap di Rumah

Teka-Teki Swing States, Ada Telepon Misterius Minta Warga Tetap di Rumah Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Para panitia pilpres serta aktivis dan relawan pilpres melaporkan situasi pemilihan di beberapa lokasi di swing states atau di battleground state alias negara kunci. Ada yang berjalan lancar bahkan ada telepon misterius meminta warga tetap di rumah.

Sekretaris Negara Bagian Michigan Jocelyn Benson mengatakan, di kawasannya dilaporkan aman dan tentram selama pilpres 3 November ini.

Baca Juga: Apa Itu Electoral College? Semua Rasa Penasaran Terjawab di Sini!

Di Florida, perwakilan pengawas pemilu di wilayah Broward County mengatakan situasi selama pilpres "sangat membosankan."

"Tidak ada masalah yang dilaporkan di sini," ujar Sekretaris Negara Bagian Florida Laurel Lee dikutip CNN, Rabu (4/11/2020).

Di Georgia, di mana pelaksanaan primary/ pemilihan awal pada Juni lalu dihiasi dengan masalah dan keterlambatan, pilpres pada 3 November justru berjalan sukses.

"Tidak ada berita berarti kabar bagus. Tidak ada masalah yang terjadi," ujar Walikota Milwaukee Tom Barrett kepada jurnalis.

"Sepertinya sejauh ini kita berada dalam jalur menuju hari pemilihan yang relatif sukses," kata Kristen Clarke, presiden dan direktur eksekutif Lawyers’ Committee for Civil Rights Under Law.

Komite tersebut mengoperasikan nomor hotline bernama Election Protection, yang menyuguhkan informasi dan bantuan kepada warga AS yang mengalami masalah saat menggunakan hak suara mereka.

Di Denver, Colorado, ada beberapa keluhan mengenai kehadiran polisi di tempat pemungutan suara. Sementara itu, ada juga pemilih yang menerima panggilan telepon otomatis (robocall) misterius yang mendesak mereka untuk tinggal di rumah pada hari pencoblosan. Laporan ini kebanyakan muncul di negara bagian Michigan dan Nebraska.

Salah satu pemilih di North Carolina, Hashim Warren, yang juga menerima panggilan otomatis ini meminta pemilih lain untuk mengabaikan telepon tersebut.

"Panggilan tersebut memang sangat mengganggu. Bisa saja ada pemilih yang terintimidasi dan tidak jadi memilih," ujarnya kepada CNN.

Di Michigan, panggilan otomatis justru memberikan informasi palsu yang menyarankan pemilih untuk pulang jika antrian di TPS terlalu panjang dan kembali memilih keesokan harinya.

Di North Carolina, kepolisian Charlotte sudah mengamankan seorang pria yang ketahuan memasuki TPS tanpa izin sembari membawa senjata api dan anjing pemburu.

Di Philadelphia, dilaporkan adanya antrean panjang yang memaksa pemilih mengantre selama tiga jam. Direktur interim kelompok Pennsylvania's arm of Common Cause Suzzanne Almeida mengatakan antrian panjang terjadi akibat keterlambatan TPS dibuka dan masalah teknis pada mesin pemilihan.

Dari sekian banyak masalah kecil yang terjadi di sana sini selama pilpres AS, penghitungan suara resmi tidak akan selesai dalam sekejap. Ini karena besarnya jumlah pemilih yang menyerahkan suara via pos. Kedua kubu capres dilaporkan sudah menyiapkan tim hukum untuk melakukan tuntutan jika melihat adanya kecurangan selama penghitungan suara.

Perubahan aturan pemungutan suara karena pandemi Covid-19 memicu serangkaian tuntutan hukum atas aturan terkait pemungutan suara dan penghitungan suara, dan keputusan terus berlanjut hingga hari pencoblosan.

Di Texas, Partai Republik menggugat lebih dari 125.000 suara di wilayah Harris yang condong ke Demokrat, termasuk Houston, karena mereka menyerahkan suara di tempat pemungutan suara drive-thru, tetapi seorang hakim menolak gugatan pada Senin (2/11/2020) dengan alasan teknis, mengatakan penggugat tidak memiliki dasar yang kuat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: