Fokus Majukan Ekonomi Mikro, Industri BPR Gandeng Intelektual Muda
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto yang hadir sebagai keynote speaker mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong terwujudnya link and match antara perguruan tinggi dan industri dengan menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Menurutnya selama ini keluhan dari pengguna lulusan perguruan tinggi adalah pada soft skill dan bukan pada hard skill. Oleh karena itu, kompetensi harus dipastikan tercipta di dalam paket pertama pernikahan massal; yaitu menyangkut kurikulum dan bagaimana proses pembelajarannya.
“Vokasi yang kompeten itu adalah motor kita untuk menjemput bonus demografi,” ungkap Wikan.
Pada kesempatan yang sama, Asosiasi Program Diploma Keuangan dan Perbankan Indonesia (ADIKPI) menyambut baik kebijakan Direktorat Pendidikan Vokasi tentang “perkawinan massal” antara kampus dan industri. Menurutnya kebijakan ini sangat esensial, karena kebijakan ini mendorong kampus untuk lebih adaptif terhadap dinamika dan perubahan kebutuhan industri yang sangat cepat dalam era revolusi 4.0, terlebih pada sektor keuangan dan perbankan.
Di sisi lain, Kepala Divisi Transformasi LPS Ary Rismy, mengatakan, terkait dengan peningkatan kompetensi mahasiswa, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyediakan program magang bagi mahasiswa yang terangkum dalam Program Peningkatan Kapabilitas SDM dalam Bidang Perbankan dengan Mitra Perguruan Tinggi.
“Program ini terbuka bagi seluruh kampus dan mahasiswa yang ada. Selain itu LPS juga rutin mengadakan seminar-seminar di kampus. Kami juga membuka diri untuk menjadi dosen tamu bagi kampus-kampus,” terang Ary Rismy.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Chandra Wijaya yang hadir sebagai narasumber mengungkapkan bahwa sektor mikro ini penting dan harus diperhatikan oleh semua pihak. Mengutip data sekunder, jumlah unit usaha yang ada di Indonesia saat ini berjumlah lebih dari 64 juta. Dan dari jumlah tersebut, sebanyak 63 juta adalah unit usaha mikro.
”Jadi sektor mikro sangat banyak unit usahanya. Dan rata-rata pertumbuhannya lebih dari 2% setiap tahun. ,” kata Chandra.
Sementara dari jumlah tenaga kerja yang berjumlah sekitar 116 juta orang itu, kata Chandra, 91%-nya diserap oleh usaha mikro. Chandra juga menyoroti tentang kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) yang cukup besar yaitu lebih dari 60%. Dari angka tersebut, katanya, kontribusi usaha mikro mencapai 37%.
“Atas data itu, usaha mikro menjadi sangat penting. Jadi kita harus sama-sama memikirkan bagaimana memajukannya, termasuk juga pembiayaannya,” ujar Chandra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil