Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasihan, Twitter Bakal Hilangkan Hak Khusus Trump Usai Kalah

Kasihan, Twitter Bakal Hilangkan Hak Khusus Trump Usai Kalah Presiden AS Donald Trump terpantul di kaca saat meninggalkan ruangan setelah memberikan keterangan media mengenai hasil pemilu presiden 2020 di Ruang Pengarahan Media Bradi di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Kamis (5/11/2020). | Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Twitter mengatakan bisa mencabut beberapa fitur khusus yang tersedia di akun Presiden AS Donald Trump, ketika Presiden terpilih Joe Biden menjabat mulai 20 Januari.

Cuitan-cuitan terbaru Trump yang menuding adanya kecurangan dalam pemilu 3 November, telah diberi peringatan oleh Twitter, seperti misalnya, "Klaim mengenai kecurangan pemilih ini disengketakan."

Baca Juga: Riwayat-riwayat Percekcokan Trump dengan Pentolan Pentagon

Biasanya, Twitter akan menghapus cuitan semacam itu, tapi memberi perlakukan agak berbeda kepada pemimpin dunia.

“Fungsi penting dari layanan kami adalah menyediakan tempat di mana orang-orang bisa secara terbuka dan publik merespon para pemimpin mereka dan membuat para pemimpin itu bertanggungjawab," kata juru bicara Twitter kepada kantor berita Bloomberg.

“Dengan pertimbangan ini, ada kasus-kasus tertentu di mana publik berkepentingan untuk mengakses cuitan tertentu, meskipun sebenarnya melanggar peraturan kami," tambah pernyataan itu.

Namun, kebijakan ini tidak berlaku pada mantan pemimpin, kata Twitter kepada kantor berita Reuters.

"Kerangka kebijakan ini berlaku pada para pemimpin dunia sekarang ini dan kandidat pemimpin, dan bukan warga biasa yang tidak lagi menduduki jabatan itu," kata juru bicara Twitter kepada Reuters dalam pernyataan.

Trump menolak mengalah dalam pemilu, menuding adanya kecurangan. Dia menggugat beberapa negara bagian terkait apa yang dikatakannya penyimpangan dalam pemilu dan penghitungan suara.

Organisasi-organisasi media, termasuk VOA, telah memproyeksikan Biden sebagai pemenang pilpres, dengan 279 suara elektoral.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: