Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Saintis Top Pakistan Bilang Vaksin Pfizer Gak Cocok buat Negara Berkembang karena...

Duh, Saintis Top Pakistan Bilang Vaksin Pfizer Gak Cocok buat Negara Berkembang karena... Kredit Foto: REUTERS/Michael Erman, Julie Steenhuysen
Warta Ekonomi, Islamabad -

Ilmuwan terkemuka pemerintah Pakistan menyatakan vaksin virus corona Pfizer tidak cocok untuk Pakistan, atau negara-negara berkembang lainnya, karena diperlukan suhu minus 80 derajat Celsius untuk menyimpannya serta kebutuhan untuk dua dosis imunisasi.

Perusahaan farmasi Amerika, Senin (9/11/2020) mengumumkan uji tahap akhir pada vaksin potensial dua dosis mengisyaratkan efektivitasnya lebih dari 90 persen dalam mencegah virus pada partisipan yang tidak terinfeksi sebelumnya.

Baca Juga: Kabar Baik Nih, Vaksin Pfizer Klaim Bisa Kasih Perlindungan 90 Persen

Pengungkapan itu disambut baik sebagai kabar positif yang jarang muncul dalam perang melawan pandemi yang secara global telah menjangkiti lebih dari 50 juta orang, dengan 1,2 juta kematian dan 33 juta orang sembuh.

Tetapi Profesor Atta Ur Rahman, yang memimpin Gugus Tugas Sains dan Teknologi Pakistan, Selasa (10/11/2020) mengatakan “terlalu dini sedikitnya” bagi negaranya atau negara-negara berkembang lainnya dalam menyambut baik vaksin Pfizer itu.

“Ini adalah vaksin messenger RNA dan ini harus dikirim pada suhu minus 80 derajat Celsius, sehingga vaksin ini tidak cocok untuk negara-negara berkembang,” kata Rahman kepada VOA.

“Infrastruktur ruang penyimpan cold storage dan rangkaiannya untuk membawa vaksin dari bandara ke kota-kota dan berbagai penjuru negara, tidak ada di dunia berkembang,” jelas profesor itu.

Ia terus menyatakan bahwa pasien Covid-19 akan memerlukan dua dosis vaksin Pfizer dalam rentang waktu tiga pekan dan keharusan “tempat penyimpanan bersuhu rendah” membuat itu semua semakin sulit di Pakistan, di mana suhu rata-rata musim panas di bagian selatan dan barat daya negara itu membubung antara 40 dan 50 derajat Celsius.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: