Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Ilmu Anak & Keluarga IPB: 47% Anak Indonesia Bosan di Rumah

Pakar Ilmu Anak & Keluarga IPB: 47% Anak Indonesia Bosan di Rumah Anak-anak | Kredit Foto: English First

Kondisi ini apabila tidak diatasi tentunya akan menyebabkan hal yang lebih fatal. Contohnya, sebut saja MI (16), seorang remaja siswa kelas 2 SMA di Kota Gowa yang nekat untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun rumput (17/10/20) karena diduga mengalami depresi akibat tekanan pembelajaran jarak jauh yang dialaminya.

Sebelum meminum racun rumput tersebut, MI sempat mengeluh kepada temannya bahwa dia mengalami kesulitan dalam mengakses tugas belajar di sekolah akibat sinyal di area rumahnya yang tidak baik. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa anak dan remaja yang mengalami pembatasan aktivitas belajar di rumah adalah kelompok rentan mengalami gangguan kesehatan mental.

"Melihat fenomena berbagai masalah kesehatan mental yang terjadi pada anak dan remaja di Indonesia di masa pandemi, diperlukan upaya strategis dalam mengevaluasi sistem pembelajaran jarak jauh sekaligus memberikan dukungan kesehatan mental bagi anak dan remaja. Penyediaan layanan dukungan sosial yang memberikan fasilitas layanan kesehatan mental (mental health) bagi para siswa melalui sekolah merupakan hal strategis yang perlu diperkuat di era pandemi saat ini. Dengan adanya penyediaan layanan ini, baik online maupun offline, baik melalui masyarakat maupun konseling sebaya, harapannya masyarakat dapat dengan mudah mengakses dukungan sosial jika diperlukan," ujarnya.

Pemberian layanan kesehatan mental bagi anak dan remaja juga dapat diperkuat oleh sekolah. Sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran jarak jauh, pihak sekolah selaiknya memperhatikan kondisi para siswanya, tidak hanya pada kualitas kemajuan pembelajarannya saja.

Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah memberikan perhatian lebih atas keamanan, kondisi kesejahteraan mental anak dan hal lain terkait dengan tantangan yang dihadapi oleh anak dalam proses pembelajaran di rumah.

Penyediaan layanan kesehatan mental bagi anak dan remaja serupa telah diimplementasikan di berbagai negara dan berhasil menurunkan berbagai permasalahan terkait yang dialami oleh anak dan remaja akibat pandemi ini. Sebagai contoh, pemerintah China, Australia, maupun Jepang secara intensif menyediakan layanan konseling telephone (hotline), online, maupun offline bagi masyarakatnya sebagai pertolongan pertama pada masalah kesehatan mental di negara tersebut.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: