Abdul menuturkan, pondok pesantren harus survive, beberapa kampanye di media bahwa vaksin terbaik saat ini adalah melakukan pencegahan dengan cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker.
"Sayang sekali kita harus menyampaikan bahwa menurut data kami sampai saat ini pemegang jumlah klaster dipegang oleh Jawa Tengah, diikuti Jawa Timur, Jawa Barat dan Yogyakarta," tuturnya.
Dampak Covid-19 di pondok pesantren sangatlah besar. Jika tidak melakukan upaya preventif secara disiplin dan ketat maka pesantren bisa menjadi klaster Covid-19 yang lama dan panjang.
Baca Juga: Bamsoet: Merawat Kebhinekaan Kunci Tetap Berdirinya NKRI
"Saya kira ancaman terbesar tidak hanya di pesantren saja. Di lingkungan pesantren sendiri efeknya di pendidikan, ekonomi dan tradisi. Kalau kita lihat misalnya banyak pesantren yang santrinya di atas 20.000 atau 30.000 santri, pesantren dengan jumlah santri seperti itu tentu mempengaruhi perekonomian di sekitar pondok pesantren," kata Abdul.
"Terlepas dari pentingnya vaksin, bagaimana bahan vaksin dari barang najis. Karena ketidak yakinan masyarakat terhadap kehalalan vaksin. Supaya kita bisa lancar dalam upaya pencegahan Covid-19 di pondok pesantren melalui vaksinasi, negara harus maksimal mengupayakan kehalalan vaksin," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: