Di tengah kondisi pandemi global yang disertai badai resesi, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatatkan kinerja positif pada triwulan III-2020.
Pada triwulan III-2020 ini, emiten anak perusahaan BUMN PT Pertamina (Persero) yang memiliki kode saham TUGU ini meraih laba tahun berjalan konsolidasian sebesar Rp235,08 miliar, meningkat dibandingkan dengan triwulan II-2020 yang sebesar Rp98,42 miliar.
Hingga periode triwulan III-2020, Tugu Insurance mencatakan pencapaian premi secara konsolidasi sebesar Rp4,57 triliun, lebih rendah 7,35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp4,94 triliun.
Baca Juga: Dihadang Covid-19, Kinerja Tugu Insurance Tetap Ciamik di Triwulan III 2020
Presiden Direktur Tugu Insurance, Indra Baruna mengatakan, penurunan tersebut di antaranya diakibatkan oleh penurunan ekonomi global akibat pandemi Covid-19, penurunan harga minyak, serta pelemahan pasar modal.
Sebagai catatan tambahan Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi Indonesia triwulan II-2020 dan III-2020 mengalami kontraksi sebesar minus 5,32% dan minus 3,49% serta data statistik asuransi dari Otoritas Jasa Keuangan yang juga mencatat premi asuransi umum turun sebesar 7,53% pada kuartal III-2020.
Secara kinerja induk (own operation) perolehan premi marine hull naik 29% dari Rp142,43 miliar menjadi Rp183,55 miliar, diikuti dengan premi offshore naik 18% dari Rp440,29 miliar menjadi Rp519,69 miliar. Adapun premi bond naik 32% dari Rp17,27 miliar menjadi Rp22,76 miliar, dan di sektor health insurance naik 32% dari Rp14,80 miliar menjadi Rp19,54 miliar.
"Pada kondisi industri penjualan otomotif yang masih cukup memprihatinkan kami bersyukur bahwa premi asuransi kendaraan bermotor kami tetap mempertahankan sales dari Rp143,04 miliar menjadi Rp144,11 miliar," kata Indra dalam keterangan pers, Selasa (17/11/2020).
Indra mengatakan, sampai dengan 30 September 2020, kinerja hasil underwriting konsolidasi Tugu Insurance sudah mencapai Rp388,41 miliar, diikuti dengan pencatatan total aset Rp20,19 triliun, ekuitas sebesar Rp8,38 triliun, dan tingkat Risk Based Capital (RBC) perseroan adalah sebesar 368%, jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: