Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nggak Mau Ribet Soal Gula, Bos PTPN XI Lakukan Ini, Hasilnya...

Nggak Mau Ribet Soal Gula, Bos PTPN XI Lakukan Ini, Hasilnya... Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Perusahaan milik negara (BUMN) bergarak di bidang agro bisnis dan agro industri PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI jelang akhir tahun giling 2020 terus kebut kinerjanya. Salah satunya, yakni mengevaluasi seluruh pabrik gula (PG) diberbagai tempat. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan dan perbaikan kinerja. Kegiatan ini dimulai per cluster dengan cluster wilayah barat terlebih dahulu.

Menurut Direktur PTPN XI, R.Tulus Panduwidjaja pihaknya terus melakukan evaluasi hasil giling 2020 dan memantau permasalahannya selama musim giling tahun ini. Apalagi kata dia, tahun depan 2021 nanti pihaknya terus memaksimalkan produksi gula nasional dengan baik sehingga tidak terjadi permasalahan kemudian hari dalam memproduksi gula. Baca Juga: PTPN Group Genjot Produksi Lewat Program PSR

"Beberapa upaya yang akan dilakukan antara lain memaksimalkan fungsi kontrol disetiap lini produksi, penyiapan bahan baku produksi baik kualitas dan kuantitas, memacu kreativitas karyawan dengan utilisasi aset sehingga bisa produktif serta minimalisasi investasi yang tidak langsung bisa berdampak pada hasil produksi,” terang  R.Tulus Panduwidjaja di Surabaya, Kamis (19/11/2020).

Masih kata R.Tulus Panduwidjaja, saat ini potensi peningkatan kinerja masih terbuka sehingga akan dilakukan perbaikan untuk optimalisasi produksi mulai dari on farm hingga optimalisasi aset.

Selain persiapan R.Tulus Panduwidjaja juga mengatakan, pihaknya (PTPN XI) siap menjembatani para petani tebu dalam hal pendanaan usaha dengan program PKBL dan menggandeng usaha milik negara lainnya. 

“Kami akan menggandeng beberapa BUMN untuk turut mendukung ketahanan pangan dalam hal ini gula melalui bantuan pinjaman modal petani tebu. Ini contoh peran BUMN dalam menciptakan multiplayer efek, petani mampu garap kebun sesuai jadwal sehingga protas tebu optimal sehingga ujung-ujungnya produksi gula diharapkan bisa meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, disisi petani mereka juga akan mendapat pendapatan yang layak. Kami sampaikan terimakasih kepada mitra BUMN yang telah bersinergi, inilah peran kita sebagai stimulus perekonomian bangsa terlebih ditengah pandemik seperti saat ini,” ujarnya  

Direncanakan sinergi dengan Jasa Marga akan disalurkan bantuan sebesar modal Rp 15 milyar untuk petani mitra di Pabrik Gula Pagottan sedangkan dengan Askrindo akan disalurkan sebesar Rp11,4 milyar untuk petani mitra di Pabrik Gula Redjosarie dan Poerwodadie.

"Survey dilakukan untuk kelayakan petani mitra di pabrik gula. Sinergi dengan Jasa Marga untuk 105 petani PG Pagottan, total pendanaan sebesar 15 Milyar rupiah untuk masa tanam 20/21. Sebelumnya masa tanam 19/20, program sinergi dengan Jasa Marga telah disalurkan sebesar 10 milyar rupiah untuk petani tebu di PG Pagottan, Redjosarie, dan Soedhono dan telah kembali dengan status pinjaman lancar. Sedangkan Askrindo rencana modal masa tanam 20/21 sebesar 11,4 milyar rupiah untuk 85 petani mitra di PG Redjosarie dan Poerwodadie. Semoga ini memberikan manfaat bukan saja terhadap petani tebu mitra tetapi juga memiliki efek positif terhadap ketahanan pangan  gula nasional ,” kata Sekretaris Perusahaan Mochammad Sholeh Kusuma yang membawahi program PKBL PTPN XI ini.

Mochammad Sholeh Kusuma  menyebutkan, program sinergi BUMN masa tanam 19/20 telah disalurkan total sebesar 55,5 Milyar rupiah untuk membantu permodalan petani tebu rakyat yang berasal dari PT Pertamina (Persero), Perum Peruri, PT Biofarma (Persero) TBK dan PT Askrindo (Persero) dan PT Jasa Marga (Persero). Direncanakan bantuan usaha yang akan disalurkan kepada petani mitra masa tanam 20/21 sebesar total Rp38,9 milIar.

Sementara itu SEVP Operation, Agus Setiono secara tegas menyatakan, dari evaluasi yang dilakukan menejemen PTPN XI ini  untuk dilakukan upaya perbaikan untuk mendongkrak kinerja korporasi. Saat ini di kebun atau On farm sudah mulai dilakukan pengawasan dan pengendalian sehingga produktivitas kebun bisa terjaga. 

“Beberapa kebun yang memiliki protas 200 ton per hektar di HGU Djatiroto menjadi tolak ukur kebun lain, ini menjadi asa kita bersama. Wilayah barat kita coba optimalkan lahan perhutani yang kerjasama agroforesty dengan kami,” kata  Agus Setiono 

Agus sapaannya menyebutkan, giling terakhir pabrik gula wilayah PTPN XI diselesaikan oleh PG Djatiroto jelang akhir Oktober kemarin. Total tebu yang digiling sejumlah 3,8 juta ton tebu naik dari tahun 2019 yang sebesar 3,6 juta ton, Gula produksi 291 ribu ton gula kristal putih naik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 286 ribu ton. 

“Rendemen rata-rata 6,98 turun bila dibanding tahun lalu yakni 7,91,” singkat Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: