Perusahaan penyedia layanan web-hosting Niagahoster menilai salah satu alasan UKM yang kurang berdaya saing ini disebabkan karena kanal go online kurang dimanfaatkan secara maksimal.
"Go online baru pintu gerbang. Untuk menuju kesuksesan online, aset digital tidak boleh dibiarkan begitu saja, tanpa adanya pengelolaan, evaluasi, dan perbaikan. Bagi pemilik bisnis yang sudah kuat dari sisi produksi, saya merekomendasikan untuk mulai memikirkan pengelolaan aset digital ini," ungkap Ayunda Zikrina, Head of Brand & Market Development Niagahoster, Kamis (19/11/2020).
Ayunda memaparkan survei tentang kendala digitalisasi yang diambil dari klien perusahaan. Hasilnya, mayoritas mengatakan kendala digitalisasi di tengah pandemi yakni bisnis belum berjalan dengan baik dan harga terlalu mahal.
Baca Juga: Modalku Beri Fasilitas Pinjaman Tanpa Agunan hingga Rp250 Juta
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, 45% bisnis UKM hanya mampu bertahan tiga bulan selama masa pandemi. Selain itu, dari total 64 juta UKM di Indonesia, baru sekitar 8 juta atau 13% yang sudah terhubung dengan ekosistem digital.
Keberhasilan bisnis UKM di masa pandemi, sangat bergantung pada aktivitas go online dan bagaimana pemilik bisnis mengelola aset digital atau kanal go online tersebut. Ayunda menilai toko digital sama dengan toko fisik yang memerlukan pengelolaan dan maintainance secara berkala.
"Untuk mengelola toko fisik, pemilik bisnis mungkin harus mengeluarkan biaya kebersihan, keamanan, promosi offline yang tidak sedikit. Pengelolaan toko online rata-rata dimulai dari konsistensi membuat konten, kemudian mengecek aktivitas media sosial dan berinteraksi dengan pelanggan. Itu semua dapat dilakukan tanpa biaya. Namun, masih banyak pemilik bisnis yang belum memprioritaskan ini," pungkas Ayunda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti