Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2020 berada pada kisaran -1,7% hingga -0,6%. Proyeksi tersebut didasarkan pada pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 yang menguat dibanding kuartal yang sama tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada kuartal III 2020 ekonomi Indonesia kembali tumbuh negatif 3,49%. Angka itu memang lebih baik dibandingkan kuartal II 2020 yang minus 5,32%.
Baca Juga: Pemerintah Optimis Ekonomi Tumbuh 5% di 2021, INDEF: Paling Mentok 3%
"Proyeksi ekonomi Indonesia untuk 2020 ini masih belum kita ubah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (23/11/2020).
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan pada kuartal III lalu mengalami pembalikan yang cukup solid sesudah kontraksi yang dalam pada kuartal II 2020. "Pembalikan ini didukung oleh semua faktor sisi pengeluaran, yaitu konsumsi. Konsumsi cenderung menguat meskipun belum sesuai yang kita harapkan," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa konsumsi pemerintah menjadi kontributor utama pemulihan dari -6,9% menjadi 9,8% di kuartal III. Sementara, investasi mengalami perbaikan meskipun belum sekuat yang diharapkan.
Sri Mulyani menilai, kondisi ini disebabkan oleh konsumsi pemerintah yang terus meningkat. Selain itu, investasi dalam negeri juga menjadi faktor pendorongnya.
"Ekspor juga mengalami turning around/berbalik meskipun tidak sekuat. Impor masih tetap mengalami kendala, yaitu kontraksi yang masih berkelanjutan dari -17% ke -21,9%," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: