Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pamer Baca Buku How Democracies Die: Anies Dipuji, Anies Dicurigai

Pamer Baca Buku How Democracies Die: Anies Dipuji, Anies Dicurigai Kredit Foto: Twitter/aniesbaswedan

Lalu, apa maksud Anies mengunggah foto itu? Sejumlah analis politik mencoba menafsirkan. 

 

Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio menyatakan, Anies ingin menyampaikan ke publik bahwa dirinya seorang akademisi.

"Buku itu simbol akademisi. Dia ingin menyampaikan, semuanya harus berdasarkan data dan menghormati ilmu pengetahuan," ulas pria yang akrab disapa Hensat ini.

Baca Juga: How Democracies Dies: Langkah Satire Anies Baswedan, tapi...

Hendri memandang, buku yang dibaca Anies bermakna dahsyat. Anies seperti sedang menelaah bagaimana demokrasi di Indonesia saat ini.

"Pesannya, bahwa demokrasi bisa mati. Itu sebuah cerminan atau komunikasi simbol yang luar biasa. Mudah-mudahan hal ini bisa menjadi pemantik diskusi yang lebih sehat dalam ranah demokrasi kita," harap Hensat.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menduga, ada dua poin yang ingin disampaikan Anies. Pertama, menyindir pihak tertentu. Kedua, mencari jawaban dari buku tersebut perihal kematian demokrasi. Sebab, jika tidak dijaga, demokrasi hanya akan menjadi kenangan.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, ikut menyampaikan analisis. "Kata penulis ini, agar demokrasi tidak mati, politisi sebaiknya tidak membangun electoral base dengan mengeksploitasi apa yang Jeff Flake sebut sebagai sugar high of populism, nativism, and demogaguery," tulisnya di akun @BurhanMuhtadi.

Para warganet pendukung Anies ramai-ramai memuji unggahan Anies itu. Akun @mueeza02 misalnya menyebut, Anies pantas jadi presiden di periode berikutnya. "Selamat pagi Presiden yang akan datang. Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas. Aamiin," cuitnya.

Mantan Sekretaris Kabinet Dipo Alam ikut berkomentar. "Gubernur DKI @aniesbaswedan mantan Menteri @Kemendikbud_RI dan mantan Universitas @paramadina wajar waktu luangnya membaca buku. Bagus! Khusus Bab 7 Tahun Pertama Trump: Rapor Otoriter dan Bab 8: Menyelamatkan Demokrasi buku yang dibaca jempolan. Ayo Membaca!" ajaknya di akun @dipoalam49.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: