Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyambut Era Baru Pengurus MUI: Sehati dengan Jokowi

Menyambut Era Baru Pengurus MUI: Sehati dengan Jokowi Kredit Foto: Minews
Warta Ekonomi -

Musyawarah Nasional X Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memilih KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum menggantikan KH Ma'ruf Amin. Pengurus MUI juga diisi muka-muka baru. Pentolan Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dan tokoh Persaudaraan Alumni 212 tak masuk jajaran pengurus.

Munas MUI X yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta itu, berlangsung tiga hari yakni periode 25-27 November 2020. Dibuka oleh Presiden Jokowi pada Rabu (25/11/2020) malam dan ditutup oleh Wapres Ma'ruf Amin pada Jumat (27/11/2020) pagi.

Baca Juga: Tengku Zulkarnain Out dari Pengurus MUI, PA 212 Bongkar Fakta: Gara-Gara....

Pada Kamis malam, Tim Formatur yang beranggotakan 17 orang menggelar rapat tertutup untuk memilih ketua umum. Hasilnya, rapat yang dipimpin Ma'ruf Amin itu, sepakat memilih KH Miftachul Akhyar sebagai nakhoda MUI yang baru.

Miftachul adalah Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dia juga pengasuh pondok pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.  Kiai Ma'ruf yang memimpin rapat formatur menceritakan proses pemilihan Ketua Umum. Menurut dia, prosesnya sangat cair dan tidak alot.

"Hasilnya tidak boleh diganggu-gugat," kata Ma'ruf.

Susunan pengurus MUI periode 2020-2025 sebagian besar berisi wajah-wajah baru. Hanya beberapa nama yang masih bertahan seperti Kiai Ma'ruf yang kini didaulat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, Amirsyah ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal, dan Anwar Abbas sebagai Wakil Ketua Umum.

Sementara nama-nama yang terkait dengan KAMI dan PA 212 terdepak dari kepengurusan baru. Misalnya, Bachtiar Nasir, Yusuf Martak, dan Tengku Zulkarnain. Ketiga nama tersebut tokoh aksi 212. Bachtiar Nasir adalah Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang merupakan motor gerakan 212.

Din Syamsuddin yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan juga terpental dari kepengurusan. Din merupakan salah satu deklarator KAMI.

Baca Juga: Terdepak dari MUI, Eh Tengku Zul Disuruh Main Ayam dan Organ Tunggal, Tarek Sis!

Secara umum, dalam kepengurusan MUI yang baru ini tak ada nama-nama yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Bahkan, bila mendengar sambutan Jokowi saat membuka Munas dan Miftakhul Akhyar selesai terpilih, keduanya sudah satu hati.

Saat membuka Munas, Jokowi menyampaikan bahwa Islam di Indonesia memiliki corak yang identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai. Dakwah agama Islam di Indonesia juga tidak menebarkan kebencian serta jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri.

"Hal ini menunjukkan bahwa semangat dakwah ke-Islaman kita adalah merangkul bukan memukul. Karena hakikat berdakwah adalah mengajak umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah SAW," kata Jokowi.

Baca Juga: Munas MUI Akhirnya Menetapkan KH Miftachul Akhyar Pengganti Kyai Ma'ruf Amin

Isi pidato KH Miftachul Akhyar kurang lebih sama. Ia mengingatkan para ulama agar menjadi teladan bagi umat Islam saat berdakwah. Menurut dia, dakwah itu mengajak, bukan mengejek.

"Merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela," ujar Miftachul.

Ia lalu mengutip pernyataan Imam Syafii soal ulama. Menurut Imam Syafii, seorang alim adalah orang yang semua urusan, perilaku, dan sepak terjangnya selalu berkesinambungan dengan agamanya.

Miftachul berharap, para ulama di Indonesia punya dasar hukum atas apa yang mereka sampaikan ke umat. Ia juga berharap para ulama Indonesia bersandar pada bayyinah atau pembuktian, bukan sekadar ikut-ikutan.

Baca Juga: Menteri Agama Minta MUI Kuatkan Posisi Islam Moderat

Lalu bagaimana tanggapan para pengurus yang terdepak? Tengku Zulkarnain mengatakan, pergantian tersebut sebagai hal yang wajar. Dia bilang, sudah 22 tahun mengabdi di MUI. Karena itu wajar jika kepengurusan baru diisi wajah-wajah baru. 

"Ini juga untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda," ujarnya.

Baca Juga: Ustadz Tengku Zulkarnain Latar Belakang Pendidikan Formalnya Bukan Pendidikan Agama Islam, Tapi...

Kendati sudah tidak menjadi pengurus MUI lagi, dia mengaku akan terus berdakwah. Dia pun berharap MUI bisa menjadi lebih baik dalam menyampaikan dakwahnya kepada umat Islam di Tanah Air.

Sementara, Din Syamsuddin berharap, pengurus MUI yang baru adalah ulama yang lurus yang hanya takut kepada Allah. Ia menyampaikan, MUI ke depan mesti dipimpin figur ulama yang bisa optimal menjalankan tugas sebaik-baiknya. Sosok ulama yang bisa meluangkan waktu untuk memimpin organisasi.

Karena itu, ia berpesan, para pengurus tidak rangkap jabatan politik sebagaimana tertuang dengan AD/ART. Baik itu jabatan eksekutif, legislatif, dan partai politik. 

"Perangkapan jabatan akan membawa MUI mudah terkooptasi dan terkontaminasi kepentingan politik yang acapkali tidak sejalan dengan kepentingan umat Islam," kata Din.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: