Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories X Yasa Singgih: No Instan-Instan Club! Kalau Gak Mau Misqueen

KOL Stories X Yasa Singgih: No Instan-Instan Club! Kalau Gak Mau Misqueen Kredit Foto: Instagram/Yasasinggih

Kuncinya, sama seperti tagline dari Men’s Republic, berani melangkah. Kita pengen semua customer untuk bisa merasakan spirit berani melangkah. Pada tahun 2014, Men’s Republic dimulai hanya dengan produski 5 sampai 6 lusin sepatu dan itu pun berutang.

Sampai hari ini, sebenarnya tidak masuk logika jika suatu perusahaan dimulai dengan utang, tidak ada latar belakang bisnis saat itu, tidak ada latar belakang desain sehingga harus rekrut karyawan. Ini bisa terjadi karena berani melangkah dalam segala hal. Jika kita berani melangkahkan kaki, biasanya pintu kesempatan akan mulai terbuka.

Baca Juga: KOL Stories x Tama: Jurus Jitu Menyulap Usaha Kecil Jadi Besar!

Menurut Anda apa yang harus dilakukan seseorang ketika mengalami kegagalan dalam perjalanan hidup?

Baik, dalam kondisi ketidakpastian ini, saya melihat ada tiga hal yang bisa kita lakukan. Pertama adalah mengganti rencana. Jadi, perlu untuk mengubah haluan atau tujuan, baik secara permanen maupun sementara saja.

Kedua, mengganti orangnya. Misalnya, dalam satu bagian ada empat orang, mungkin bisa dipangkas menjadi dua orang supaya lebih hemat budget. Atau misalnya, ada dua bidang yang terpisah mungkin bisa digabung menjadi satu bagian. Ketiga, mengganti model bisnisnya. Hal ini bisa dilakukan jika dirasa bisnis tersebut tidak relevan di zaman sekarang.

Bagaimana cerita Anda jatuh bangun dalam membangun bisnis hingga akhirnya bisa sesukses seperti saat ini?

Banyak pengalaman yang berkesan: pernah gagal produksi hingga ribuan sepatu. Jadi, kami sudah mulai produksi ribuan sepatu, tetapi saat itu kami merasa telah "dikerjai" oleh pabriknya ini sehingga pabrik ini memberi kami barang dengan material yang hampir expired sehingga banyak barang yang hancur.

Itu membuat kami harus return semua barang, padahal banyak yang sudah kirim ke banyak customer. Pada akhirnya, kami harus ganti ongkos kirim pembelian customer dan kami juga harus tetap bayar ke pabrik karena mereka tidak mau menanggung. Saat itu, kami meng-handle ratusan chat tiap harinya karena orang marah mendapat barang reject.

Kemudian, kami pernah ditipu saat mengikuti tender pengadaan barang. Saat itu, mereka meminta banyak sample yang nilainya mencapai jutaan rupiah. Namun saat pergi ke alamat yang tertera, kantornya tidak ada. Pernah juga saat kami belum mengerti bisnis, kami belum mengerti cara mengatur keuangan, mengatur jumlah stok barang, sehingga kami mempunyai banyak stok mati. Selain itu, kami juga pernah memiliki banyak utang. Jadi, perjalanan bisnis kami sudah lumayan berat.

Adakah tips yang bisa dibagikan kepada kaum rebahan agar tetap strong dalam menghadapi pahit dan manisnya kehidupan?

Kegagalan tadi terjadi karena kasusnya yang berbeda. Misalnya gagal produksi, kena tipu, dan manajemen yang salah. Jika saya rangkum dari banyak kegagalan sebagai sebuah brand, intinya satu, kita harus mulai bertumbuh. Artinya, kita harus bisa belajar.

Dahulu saat baru memulai brand, kami belum mengerti cara membuat SOP ke customer. Namun pada akhirnya, kami bisa belajar bagaimana caranya membuat SOP tersebut. Saat itu, kami juga belum mengerti cara produksi. Oleh karena itu, kami juga belajar cara produksi yang baik.

Dari segi eksternal, kita harus evolve, harus belajar, berkembang, dan tumbuh, kemudian menyesuaikan market untuk tetap relevan. Dari segi internal, kita juga harus pintar memberdayakan tim, semuanya juga harus ikut berkembang. Jadi, kata kuncinya menurut saya adalah kita harus terus bertumbuh dan berkembang, sebuah proses yang hanya didapat dengan belajar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: