Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ilmuwan Nobatkan November Jadi Bulan Terpanas dan 2020 Adalah Tahun Tergerah, Ini Penjelasannya

Ilmuwan Nobatkan November Jadi Bulan Terpanas dan 2020 Adalah Tahun Tergerah, Ini Penjelasannya Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Namun, ada kesepakatan hampir bulat di antara para ilmuwan iklim tentang spesifik tren pemanasan jangka panjang, serta penyebabnya dan konsekuensi yang semakin menghancurkan.

Tahun ini saja telah membawa berbagai peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan perubahan iklim, termasuk kebakaran hutan yang dahsyat di Australia, dan musim kebakaran terburuk di California yang pernah tercatat, yang masih berlangsung.

VPAYOGBTZUI6XFUZADJRD4J5FU.jpg&w=691

Beberapa bagian Siberia yang sebelumnya terlarang untuk kebakaran di awal musim semi dan di musim gugur telah terbakar tahun ini juga. Musim badai Atlantik paling aktif yang tercatat terjadi, yang mencakup beberapa badai besar dari Kategori 3 dan di atasnya yang dengan cepat memperoleh kekuatan, sebuah tren yang terkait dengan pemanasan suhu laut dan udara.

Sebuah laporan PBB yang dirilis pekan lalu menemukan enam tahun terakhir, termasuk 2020, kemungkinan akan menjadi enam tahun terpanas dalam catatan, dan 2020 hampir dijamin tempat di antara tiga tahun terhangat teratas. Laporan PBB juga menemukan dekade yang berakhir pada 2020 akan menempati peringkat terhangat di dunia.

Sementara data suhu bulanan dipantau dengan cermat dan dapat memberikan indikasi fluktuasi jangka pendek di tengah tren jangka panjang, para ilmuwan melihat tren iklim dalam periode yang lebih lama untuk melihat kecepatan dan tingkat keparahan pemanasan global. Rekaman instrumen, yang dimulai pada akhir abad ke-19, sangat mengejutkan, melukiskan gambaran planet yang memanas dengan cepat.

Rekaman paleoklimat, seperti inti yang dibor menjadi lapisan es, lingkaran pohon, dan sumber petunjuk lain tentang iklim kuno, menunjukkan peningkatan suhu yang lebih tajam saat ini dibandingkan dengan kondisi di mana peradaban manusia berkembang pesat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: