Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Sangat Ambisius Kembangkan EBT, Pertamina Siap Wujudkan

Indonesia Sangat Ambisius Kembangkan EBT, Pertamina Siap Wujudkan Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Potensi sumber daya energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sungguh melimpah, namun belum mampu dikembangkan secara optimal. Lantas, PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Power & New Renewable Energy (NRE) mencoba menangkap peluang pengembangan EBT di Indonesia.

Director of Strategic Planning & Business Development Pertamina Power Indonesia Ernie D Ginting mengatakan, ruang pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sangat besar.

Dalam paparan Pertamina yang dikutip dari data Kementerian ESDM, total potensi EBT di Indonesia hingga saat ini mencapai 417 gigawatt (GW). Mayoritas sumber EBT nasional berasal dari tenaga surya yakni sebanyak 207,8 GW. Kemudian disusul oleh sumber tenaga hidro sebesar 75 GW, angina 60,6 GW, bioenergi 32,6 GW, panas bumi 23,9 GW, dan tenaga laut 17,9 GW.

Baca Juga: Dampak Pagebluk Covid-19, Kebutuhan Energi Anjlok 16% Selama 2020

Sayangnya, total utilisasi EBT di Indonesia sampai tahun ini baru mencapai 10,4 GW atau 2,5% dari total potensi EBT yang ada.

Sebagian besar sumber EBT yang sudah diutilisasi berasal dari tenaga hidro yaitu sebesar 6.078,4 megawatt (MW). Setelah itu, terdapat sumber tenaga panas bumi yang telah dimanfaatkan sebanyak 2.130,7 MW, bioenergi sebesar 1.895,7 MW, angin sebesar 154,3 MW, dan surya 150,2 megawatt peak (MWp). Adapun sumber tenaga laut sampai sekarang belum di utilisasi sama sekali.

Ernie mengatakan, terdapat beberapa peran penting pengembangan EBT terhadap ketahanan energi nasional. Salah satunya EBT berperan dalam penyediaan suplai dan permintaan energi. EBT juga akan berperan penting terhadap perbaikan neraca perdagangan Indonesia melalui pengurangan impor minyak dan LPG.

"Untuk pengurangan impor minyak diimplementasikan melalui pengembangan biodiesel dan green gasoline, sedangkan impor LPG dikurangi melalui pengembangan DME, metanol, hingga kompor induksi," kata Ernie dalam Pertamina Energy Webinar, Selasa (8/12/2020).

Indonesia sendiri dinilai sangat ambisius dalam mengembangkan EBT. Ini mengingat di 2035 nanti ditargetkan kapasitas EBT yang terpasang mencapai 47,65 GW. Artinya, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 37,35 GW hingga tahun 2035 mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: