Dari situ, Ernie berasumsi bahwa di tiap tahun minimal kapasitas pembangkit EBT yang terpasang dapat mencapai 3 GW supaya target tersebut bisa terpenuhi. Investasi EBT pun tidak main-main. Menurutnya, untuk 1 megawatt (MW) pembangkit EBT akan menelan biaya investasi sekitar US$1 juta. Jumlah tersebut bisa bertambah bergantung jenis pembangkit EBT beserta risiko sumber EBT tersebut.
"Kalau panas bumi butuh US$3 juta-US$4 juta untuk 1 MW. Artinya, untuk menambah kapasitas 3 GW, diperlukan US$2 miliar-US$3 miliar capex di tiap tahun agar target bisa tercapai," katanya.
Pertamina pun sudah memiliki berbagai inisiatif terkait pengembangan EBT di Tanah Air. Di sektor pembangkit, Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan proyek-proyek pembangkit panas bumi dengan target kapasitas 1,3 GW dalam 3—4 tahun ke depan.
Baca Juga: Pertamina Pede Tahun Ini Bisa Sulap Rugi Jadi Untung Belasan Triliun Rupiah
Ernie menuturkan, Pertamina juga mengembangkan beberapa proyek panel surya dengan skema Independent Power Producers (IPP) di wilayah dengan tingkat radiasi sinar matahari yang baik. Selain itu, Pertamina turut menjalin kemitraan strategis untuk pengembangan pabrik panel surya.
"Kami harapkan industri manufaktur panel surya akan berkontribusi menurunkan harga jual listrik tenaga surya dan meningkatkan TKDN," tutur Ernie.
Dari sisi mobilitas (mobility), Pertamina berkontribusi dalam pengembangan biofuel melalui program biodiesel 30% atau B30 hingga pengembangan Green Refinery untuk memproses Green Diesel D100.
Selain itu, Pertamina beserta BUMN lain seperti MIND ID dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bekerja sama untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik dengan kapasitas sebesar 5,1 GW. Pertamina juga mencoba mengembangkan infrastruktur penunjang seperti stasiun pengisian baterai kendaraan listrik baik untuk roda dua maupun roda empat.
Tak ketinggalan, Pertamina turut berkontribusi melalui pengembangan gasifikasi batubara menjadi DME yang bekerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk guna mengurangi impor LPG di masa mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: