Tragedi Berdarah FPI vs Polri Makin Gak Karuan, Nama Mahfud MD Pun Disebut-Sebut!
Usai penembakan 6 simpatisan Front Pembela Islam (FPI), situasi politik keamanan memanas. Polisi-FPI saling klaim soal kebenaran versi masing-masing tentang peristiwa itu. Di dunia maya dan dunia nyata, rakyat perang argumen. Menko Polhukam, Mahfud MD, tolong turun tangan dong, agar situasi dingin kembali.
Pihak kepolisian keukeuh, insiden penembakan terjadi karena laskar FPI menyerang mereka duluan. Buktinya ada, yakni senjata api dengan peluru kaliber 9 mm. Baca Juga: Masyaallah... Begini Kondisi Jenazah Anggota FPI yang Ditembak Mati, Wajahnya....
“Ditemukan bukti bahwa senpi itu pemiliknya adalah pelaku yang melakukan penyerangan,” tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, kemarin.
Polisi akan melakukan uji nbalistik terhadap peluru itu. Mereka juga akan melakukan prarekonstruksi dan rekonstruksi. Selain itu, korps baju cokelat juga tengah mengumpulkan rekaman CCTV di sepanjang jalan Tol Cikampek, tempat penembakan itu terjadi. Baca Juga: FPI Berkelit Soal Pistol Pasukan Habib Rizieq, Astaga! Ternyata Info Terbarunya Milik..
“Ada tiga rangkaian server yang kemudian sampai dengan Jalan Cikampek itu masih dikumpulkan penyidik,” kata dia.
Sementara, FPI menyebut anggotanya tak ada yang dibekali senpi. Sekretaris Umum FPI, Munarman, menyatakan apa yang dikatakan polisi adalah fitnah besar. Menanggapi itu, polisi mengancam akan menjerat orang-orang yang mengatakan laskar FPI tak punya senjata.
“Jangan menyebarkan berita bohong, bisa dipidana nanti,” tegas Yusri.
Suasana kian menegang ketika pihak FPI merasa pengambilan jenazah enam anggotanya dipersulit pihak kepolisian. Tapi akhirnya, semalam, keenam jenazah itu dijemput ormas besutan Rizieq Shihab dengan ambulans mereka.
Berbagai pihak juga ikut menambah panas situasi dengan komentar-komentar mereka. Salah satunya, dari anggota DPR Fadli Zon. Dia mendorong FPI menuntut keadilan atas kasus ini. Jika tidak, ini akan menarik Indonesia pada posisi terbelakang dalam urusan demokrasi.
“Otoritarianisme bisa dimulai dari sini, karena tidak sedikitpun terlihat rasa penyesalan. Kemudian kita tidak melihat adanya belasungkawa dari tokoh, aparat, dari pejabat tinggi negara,” ujarnya, kemarin.
Muhammadiyah, kali ini juga “membela” FPI. Mereka meminta dilakukan investigasi terhadap peristiwa tersebut oleh Komnas HAM atau tim independen.
“Tim Independen sebaiknya dibentuk khusus oleh Presiden Jokowi guna mengungkap secara jelas duduk perkara kejadian yang sebenarnya,” ujar Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM dan Kebijakan Publik Busyro Muqqodas.
Di medsos, cuitan soal insiden ini ramai. Tagar #SayaPercayaFPI vs Bravo Polri jadi trending topic di Twitter. Kedua kubu meluapkan sikapnya atas kasus yang terjadi. Ada yang mengutuk aksi penembakan itu. Tak sedikit juga yang menyampaikan apresiasi terhadap kinerja polisi.
Akun @fathurdoaibu menyarankan Menko Polhukam Mahfud MD turun tangan mengademkan situasi.”Pak Menko Polhukam harus cepat-cepat ademkan suasana. Udah panas banget ini,” cuitnya. “Kami menunggu statemen soal pembantaian 6 orang anak muda bangsa kita oleh oknum aparat prof. Thanks,” sambar @AliUgm.
Apa tanggapan Mahfud? Hingga kemarin, belum ada pernyataan resmi dari Mahfud terkait peristiwa tersebut. Saat ini, Mahfud tengah berkunjung ke Arab Saudi untuk melakukan serangkaian kegiatan. Salah satunya, bertemu dengan Pimpinan Etidal, Mansour Alshammari di Ryadh, Arab Saudi, Senin (7/12).
Etidal adalah lembaga yang didirikan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, untuk melawan radikalisme dan terorisme dengan mengembangkan wawasan moderasi Islam.
Meski tengah di negeri orang, Mahfud tetap memantau perkembangan peristiwa politik, hukum dan keamanan di Tanah Air yang tengah memanas. “Kami terus mengikuti perkembangan di Tanah Air dengan doa,” cuitnya lewat akun Twitter @mohmahfudmd.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih