Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Blockchain Mampu Atasi Masalah Asuransi di India

Blockchain Mampu Atasi Masalah Asuransi di India Kredit Foto: Unsplash/Hitesh Choudhary
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teknologi Blockchain pada umumnya, dan kontrak pintar pada khususnya, dapat "membuka nilai-nilai tersembunyi dari sistem digital lama", menurut laporan yang ditulis bersama oleh perwakilan dari Forum Ekonomi Dunia dan Chainlink.

Dalam buku putih 40 halaman yang dirilis pada hari Rabu, organisasi yang berbasis di Jenewa itu mempromosikan pentingnya interoperabilitas antara sistem warisan dan teknologi buku besar terdistribusi, tetapi hanya untuk kasus penggunaan tertentu yang sesuai untuk blockchain.

Baca Juga: Bank Swasta Terbesar Rusia Bakal Gunakan Blockchain untuk Layanan Terbarunya

"Setelah pembaca menetapkan bahwa blockchain diinginkan untuk kasus penggunaan dan proses bisnis khusus mereka, makalah ini bertujuan untuk menyoroti peran blockchain, kontrak pintar, dan oracle dalam mempercepat otomatisasi proses tersebut," tulis makalah tersebut dikutip dari Cointelegraph, Kamis (11/12/2020).

Meskipun makalah ini mempromosikan solusi yang sangat teknis dan abstrak untuk meningkatkan interoperabilitas antara blockchain dan sistem lama-yang disebut "jembatan interoperabilitas"-makalah ini memberikan contoh nyata dalam bentuk Skema Asuransi Tanaman India, yang dirancang pada tahun 2016 sebagai cara untuk memberikan perlindungan asuransi dan dukungan keuangan kepada petani yang terkena bencana alam.

Masalah, mulai dari transparansi dan akuntabilitas hingga korupsi dan keamanan informasi, semuanya diangkat oleh lembaga yang terlibat dalam penerapan skema. Buku putih mengidentifikasi bagaimana kontrak pintar berbasis blockchain dan sistem oracle dapat mengatasi tantangan ini.

"Program asuransi tanaman berfungsi sebagai kasus yang tepat untuk menyoroti kekurangan saat ini yang dihadapi sebagian besar sistem lama saat menangani proses bisnis multipartai."

Jika tujuan organisasi adalah untuk mengotomatiskan proses bisnis dengan cara yang terdesentralisasi dan disintermediasi karena berbagai alasan, arsitektur berbasis blockchain menjadi keharusan.

Regulator India memiliki perasaan campur aduk tentang cryptocurrency, tetapi mereka jauh lebih menerima teknologi blockchain. Awal tahun ini, National Institution for Transforming India, sebuah entitas pemerintah, merilis laporan yang mengeksplorasi peran blockchain dalam meningkatkan hasil bisnis, sosial, dan tata kelola di negara tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: