Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peran Baru CFO dalam Merespons Disrupsi Digital dan Pandemi

Peran Baru CFO dalam Merespons Disrupsi Digital dan Pandemi Andy Rahardja, CFO IDS Medical System Indonesi | Kredit Foto: Dok. Panpel Wabinar

Berbicara tentang peran CFO, menurut Jimmy Kadir, CFO PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo), selama ini peran yang dijalankannya sebagai direktur keuangan adalah mengelola keuangan, menyusun anggaran, meningkatkan keuntungan perusahaan, meningkatkan efisiensi biaya, mengendalikan operasional perusahaan, dan  membuat laporan keuangan. Saat ini, lanjutnya, peran itu tetap dijalankan, tapi dengan penambahan peran baru. Peran baru tersebut meliputi, antara lain, sebagai agen perubahan, perencana strategis, mengintegrasikan teknologi digital ke dalam fungsi finansial dan memastikan keberhasilan transformasi digital.  itu tetap dijalankan

“Saya juga diberikan tugas khusus, di mana departemen keuangan diminta untuk  mengatur investasi, yang seharusnya menjadi tugas CEO. Tapi saat ini kami yang berperan untuk menentukan kapan harus investasi dan tidak,” Jimmy Kadir menambahkan. 

Posisi CFO yang makin strategis juga diungkapkan oleh Haru Koemahargyo, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). Sebagai CFO dia bertugas mengawal strategic initiative. Artinya, pihaknya tidak hanya mengeksplor apa yang dimiliki oleh BRI untuk membukukan profit, tapi juga  melakukan apa yang dibangun di masa sekarang dan dinikmati hasilnya di masa mendatang. Salah satu caranya adalah mengubah KPI (Key Performance Indicators) agar perilaku karyawan BRI berubah sehingga bisa memenuhi visi perusahaan. 

Menurut Roy Sembel, Guru Besar bidang Ekonomi Keuangan IPMI International Business School, menghadapi situasi yang makin tidak menentu, para CFO harus meningkatkan strategi ekosistem. Mereka harus lebih fokus kepada perusahaannya, di mana strategi ekosistemnya harus dikembangkan lebih lanjut.

“Itu akan bagus untuk mereka pelajari agar bisa dikembangkan lebih lanjut. Jadi mereka tidak hanya fokus pada perusahaan dan produk, tetapi pada ekosistem, yaitu bagaimana bisa bersinergi dengan para mitranya. Tidak hanya linear di supply chain-nya, tapi supply-chain plus partner-partner yang lain agar saling mendukung dan memberikan produk yang komplemen satu dengan yang lainnya,” ujar Roy Sembel. 

Dengan network yang dinamis, untuk bisa bertahan menghadapi gejolak yang lebih kencang, sehingga diharapkan bisa menghasilkan pool of knowledge yang lebih beragam dan memiliki cara pandang yang berbeda agar saling memperkaya satu sama lain. Terlebih, corporate finance itu harus punya keterkaitan dengan strategi perusahaan.

“Corporate finance tidak bisa berdiri sendiri, ada numbers, ada story behind the numbers, dan ada people behind the story and numbers. Numbers-nya itu corporate finance, story behind numbers-nya adalah keterkaitan corporate finance dan corporate strategy, dan people behind the story and numbers adalah pengembangan human capital dan pengembangan semua mitra yang saling mendukung satu sama lain,” tutur Roy Sembel.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: