Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) menggelar Orasi Ilmiah oleh Prof Maksum Radji sebagai salah satu rangkaian dari peringatan Dies Natalis ke-9 FFUI yang mengusung tema besar Maju Bersama Berbakti Pada Negeri.
Prof Maksum, yang merupakan seorang Guru Besar FFUI, menyampaikan topik orasi ilmiah bertajuk Perkembangan Vaksin COVID-19. Orasi llmiah berlangsung secara daring, yang dilaksanakan pada Senin (30/11/2020).
Materi awal yang diberikan oleh Prof Maksum adalah pemaparan fakta tentang kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia, di antaranya jumlah pasien terinfeksi COVID-19 di dunia dan Indonesia, peta sebaran COVID-19 di Indonesia, kendala dan tantangan dalam pencegahan penularan COVID-19, sifat-sifat, morfologi dan genetika dari virus SARS-CoV-2, dan juga patofisiologi yang ditimbulkan dari COVID-19.
Baca Juga: Disabilitas Bukan Halangan, Tetap Semangat di Masa Pandemi
Dikatakan Prof Maksum, pengembangan obat COVID-19 masih terus dilakukan. Hingga saat ini belum ada obat yang spesifik dapat melawan virus SARS-CoV-2. Favipiravir dan Remdesivir adalah dua nama obat yang telah mendapatkan persetujuan untuk dapat digunakan dalam penanganan COVID-19 oleh FDA dan BPOM.
Dalam pengembangan vaksin COVID-19, sudah sekitar 150 kandidat yang terlibat, antara lain kandidat berbasis RNA, DNA, dan viral vector. Selain itu, ada juga yang berbasis virus yang dilemahkan, virus yang dimatikan, serta subunit dari virus itu.
Vaksin yang tengah dikembangkan ini diharapkan akan memberikan respons imun, sehingga menimbulkan proses kekebalan terhadap COVID-19. Namun, pengembangan vaksin memiliki jangka waktu yang cukup panjang karena harus melalui proses basic research, praklinik, uji klinik, pengkajian oleh BPOM, dan post market surveillance.
Ia juga menjelaskan bahwa beberapa institusi di Indonesia turut serta dalam proses pengembangan vaksin COVID-19. Institusi tersebut antara lain adalah Lembaga Eijkman (Subunit protein rekombinan), LIPI (Fusi protein rekombinan), UGM (m-RNA, DNA dan virus-like particle), UI (Adenovirus), Unair (Adeno-associated Virus).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti