Budayawan Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun mendorong terwujudnya dialog empat mata antara Habib Rizieq Shihab dengan Presiden Joko Widodo. Hal itu merespons peristiwa tewasnya enam anggota Front Pembela Islam (FPI) yang hingga kini muncul dua versi, Kepolisan dan FPI.
Dialog antarpemimpin ini penting untuk menjernihkan keruhnya permusuhan yang tidak ada habis karena tidak diurus sebabnya secara mendasar. Menurut Cak Nun, ini momentum untuk menguji apakah bangsa Indonesia punya tokoh dengan jiwa kepemimpinan, berkecerdasan ,dan berkebijaksanaan pemimpin.
"Sambil menunggu Presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam rakyatnya: sekarang saatnya terjadi dialog 4 mata antara Jokowi dengan Habib Rizieq. Di'wali'i misalnya oleh Pak Jusuf Kalla dan Gus Mus (KH Mustofa Bisri)," tulis Cak Nun, Kamis, 10 Desember 2020.
Baca Juga: Rizieq Shihab Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara
Selanjutnya, terang Cak Nun, bisa disusul dialog-dialog berikutnya antar-berbagai kelompok dan stakeholders bangsa. Prinsip yang harus dicapai, kata dia, semua pihak harus dimenangkan.
"Menang bersama, bukan menangan sendiri. Semua insya Allah menjadi lerem dan tenang oleh pertemuan itu 3- Tidak boleh ada yang dipermalukan. Menang tanpo ngasorake. Yang menang NKRI, persatuan kesatuan, bangsa, dan rakyat Indonesia. Win-win game. Kita punya Pancasila, kita pelaku demokrasi, kita punya warisan wisdom luar biasa dari sejarah masa silam. Kita pastikan apapun yang terlanjur terjadi, pada akhirnya yang menang adalah bangsa dan rakyat Indonesia," ungkapnya.
Diketahui, peristiwa penembakan terhadap enam anggota FPI ini memunculkan dua versi sampai pada akhirnya muncul desakan agar dibentuk tim pencari fakta yang independen untuk mengungkap peristiwa secara transparan dan profesional.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyampaikan kronologi penyerangan 10 simpatisan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, terhadap aparat kepolisian. Peristiwa ini terjadi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
Saat itu, menurut Fadil, anggota polisi tengah melaksanakan tugas penyelidikan terkait dengan rencana pemeriksaan Habib Rizieq yang dijadwalkan berlangsung Senin, 7 Desember 2020 pukul 10.00 WIB. Ada informasi yang diterima polisi akan terjadi pengerahan massa pada saat HRS dilakukan pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Baca Juga: Politisi Gerindra Soal FPI: Arti Laskar Kan Tentara, Perang Sama Siapa? Saya Jadi Bingung
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo