Sejak tahun 2013, ketika komoditas pala mengalami penurunan produksi setelah diserang hama pengerek, komoditas perikanan menjadi primadona baru perekonomian daerah di Aceh Selatan. Selama tiga tahun terakhir pula, komoditas ini memberi keuntungan besar bagi Kabupaten Aceh Selatan, khususnya dari penjualan ikan tuna sirip kuning atau yellowfin tuna. Ikan jenis ini telah diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara di Asia Tengah juga Timur Tengah.
Kepala Kantor Bea Cukai Meulaboh, Muhammad Alim Fanani, dalam audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, sebagai rangkaian kegiatan bertajuk "Project Management in South Aceh Briefing" yang diselenggarakan Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Aceh pada Selasa (8/12) mengatakan, kedua pihak menginisiasi penggalian potensi ekspor di wilayah Aceh Selatan, khususnya di bidang perikanan. Lewat acara tersebut pula, Bea Cukai dan Pemkab bertemu dengan para investor lokal dan Jepang.
Baca Juga: Pegawai Bea Cukai Menangkan Anugerah ASN 2020
Di acara tersebut pula, diketahui dari presentasi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Selatan, Masrizal, S.E,.M.Si. bahwa komoditas unggulan Aceh Selatan adalah produk perkebunan (nilam, pala, dan mangga) sampai produk perikanan (tuna dan lobster). Membahas produk perikanan sendiri yang menjadi tujuan penggalian potensi ekspor di acara ini, Alim mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih terdapat 7.999 orang nelayan dengan mesin sederhana di Aceh Selatan.
Menurut Alim, kendala yang dihadapi adalah selama ini hasil perikanan yang ditangkap dan dijual sendiri oleh nelayan ini diekspor melalui pelabuhan di luar Aceh. "Hadirnya Bea Cukai di acara ini semoga dapat membantu meningkatkan sektor perikanan setempat karena kami berkomitmen mengembangkan potensi ekspor Aceh Selatan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (14/12/2020).
Bea Cukai pun, tegas Alim, siap untuk mengambil bagian dalam hajatan besar ini. Diharapkan, inisiasi ini segera dilanjutkan dengan tindakan implementasi lanjutan demi mewujudkan pemaksimalan potensi daerah Aceh Selatan demi peningkatan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
Pernyataan Alim didukung Kepala Kanwil Bea Cukai, Aceh Safuadi, yang turut hadir di acara tersebut. "Bea Cukai bersedia mendampingi Aceh Selatan melalui berbagai dukungan fasilitas kepabeanan. Pendampingan ini diwujudkan dengan pemberian fasilitas kepabeanan pendorong ekspor seperti pendirian kawasan berikat. Mewujudkan pembangunan skala besar seperti ini diperlukan kerja sama dan sinergi antar-instansi," katanya.
Selain itu, investor dari Jepang, Chairman A-wing Group, Hirohide Nakamura, dalam acara ini mengatakan bahwa Aceh di mata Jepang sebenarnya sudah terkenal, baik karena budaya maupun potensi alamnya.
"Contoh potensi tersebut adalah industri tuna di Aceh Selatan,yang kualitasnya dapat ditingkatkan jika menggunakan teknologi dari Jepang," ujarnya yang juga meyakini bahwa sebenarnya potensi ekspor di Aceh Selatan sudah begitu besar, hanya butuh perbaikan fasilitas dan infrastruktur serta dukungan pemerintah dan usaha masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum