Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di 2021, Selandia Baru dan Australia Bakal Terhubung Lagi, Kenapa?

Di 2021, Selandia Baru dan Australia Bakal Terhubung Lagi, Kenapa? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Fional Goodall
Warta Ekonomi, Wellington -

Selandia Baru mengumumkan bahwa kabinet sepakat membuka perbatasan dengan Australia awal tahun depan.

“Rapat kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Jacinda Ardern sepakat membuka perjalanan dengan Australia awal tahun depan,” papar laporan Radio Selandia Baru.

Baca Juga: Selandia Baru dan NCUK Resmikan Program Pra Kuliah di Indonesia

"Gelembung perjalanan dengan Australia dapat diperkirakan terjadi pada kuartal pertama 2021 menunggu konfirmasi dari Kabinet Australia dan tidak ada perubahan keadaan di kedua negara," ungkap Ardern.

“Tanggal untuk perjalanan bebas karantina trans-Tasman akan diumumkan di tahun baru,” ujar dia.

Namun, Ardern mengatakan rencana yang jelas perlu dibuat untuk para pelancong jika terjadi wabah lagi sehingga perbatasan ditutup kembali.

Sementara itu, Australia menyambut baik pengumuman tersebut, menggambarkannya sebagai "paruh kedua dari persamaan". 

“Pemerintah Australia menyambut baik pengumuman Selandia Baru dan pemerintah federal secara mutlak akan menyetujui perjanjian tersebut,” ungkap Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt.

"Kami secara sadar membuka Australia bagi orang-orang yang datang dari Selandia Baru karena jumlah kasus mereka dapat diabaikan dan kami tahu akan tiba saatnya ketika jumlah kasus kami akan memberi mereka kepercayaan," ujar Hunt.

Dia menambahkan, “Ini adalah langkah pertama untuk kembali ke normalitas internasional.”

Pada Oktober, Australia membuka perbatasannya dan mengizinkan perjalanan bebas karantina dari Selandia Baru, setelah pelonggaran pembatasan terhadap virus corona.

Saat ini, semua negara bagian telah membuka perbatasan dan perjalanan bebas karantina bagi warga Selandia Baru, kecuali Australia Barat yang masih mewajibkan karantina 14 hari pada saat kedatangan.

Sejauh ini, Australia melaporkan 28.037 kasus dengan 908 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS. Selandia Baru mencatat 2.096 kasus dan 25 kematian sejauh ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: