Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemarin Bhutan, Ini Sikap Tunisia Tanggapi Bangun Hubungan dengan Israel

Kemarin Bhutan, Ini Sikap Tunisia Tanggapi Bangun Hubungan dengan Israel Kredit Foto: Antara/Unsplash/John T
Warta Ekonomi, Tunis -

Perdana Menteri (PM) Tunisia Hichem Mechichi mengatakan pihaknya tidak memiliki rencana untuk mengikuti keputusan Maroko untuk mengakui Israel. Ia juga menegaskan bahwa membangun hubungan dengan negara Yahudi itu "tidak ada dalam agenda".

"Kami menghormati pilihan Maroko, Maroko adalah negara saudara yang sangat kami cintai," kata Mechichi kepada France 24 dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Penasihat Senior Gedung Putih Mau ke Israel, Habis Itu Langsung Meluncur ke Maroko

"Tapi untuk Tunisia, pertanyaan itu tidak ada dalam agenda," tegasnya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (16/12/2020).

Mechichi mengatakan dia belum didekati oleh pemerintahan Trump tentang masalah ini.

"Setiap negara memiliki realitasnya sendiri, kebenarannya sendiri, dan diplomasinya sendiri, yang dianggap terbaik bagi rakyatnya," ujarnya.

Pekan lalu, Maroko menjadi negara keempat di Liga Arab yang mengakui Israel sejak Agustus, dalam kesibukan kesepakatan diplomatik yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump.(Baca juga: Dimediasi Trump, Maroko-Israel Setuju Normalisasi Hubungan Diplomatik )

Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan adalah tiga negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari dorongan yang melemahkan front persatuan dunia Arab atas perjuangan Palestina untuk menjadi sebuah negara.

Tetangga Maroko, Aljazair, memberi pandangan yang negatif terhadap kesepakatan yang dicapai dengan musuh bebuyutannya Maroko. Berdasarkan kesepakatan itu, Washington mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat yang disengketakan dengan imbalan Rabat menormalisasi hubungan dengan Israel.

Aljazair, yang mendukung gerakan kemerdekaan Polisario di Sahara Barat, mengatakan langkah itu adalah bagian dari manuver asing yang bertujuan untuk mengguncang Aljazair.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: