Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dinginkan Suasana, Dialog Jadi Opsi Prioritas Presiden Taiwan untuk China

Dinginkan Suasana, Dialog Jadi Opsi Prioritas Presiden Taiwan untuk China Kredit Foto: Antara/REUTERS/Ann Wang
Warta Ekonomi, Taipei -

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuka diri untuk berdialog dengan China. Namun, dia berharap, Negeri Tirai Bambu, menghormati kedaulatan negaranya.

Dikutip Channel News Asia, dalam pidato tahun barunya, Tsai menegaskan, pihaknya siap berdamai dengan China asal kedaulatan Taiwan dihormati. Menurut Tsai, Taiwan akan berpegang pada prinsip-prinsip yang mereka yakini terkait perdamaian.

Baca Juga: Kapal Induk Shandong China Segera Merapat ke LCS, Taiwan Ungkap Tujuannya

“Selama otoritas Beijing bertekad untuk meredakan an­tagonisme dan meningkatkan hubungan lintas selat, sejalan dengan prinsip timbal balik dan martabat, kami bersedia untuk bersama-sama mempromosikan dialog yang bermakna,” kata Presiden pertama wanita itu.

Tsai mengungkapkan, da­lam setahun terakhir, aktivitas militer China di dekat Taiwan telah mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Apakah China mau menerima ajakan Taiwan? Banyak yang pesimis China bakal mau. Sebab, Beijing telah memutus upaya pembicaraan formal pada 2016. Sejak Tsai menjabat, Tai­wan telah berulang kali mengundang China untuk berdialog, namun selalu ditolak. Negeri Tirai Bambu mau berdialog dengan syarat Taiwan mengakui sebagai bagian dari wilayah China.

Seperti diketahui, Pulau Tai­wan yang terpisah dari dara­tan utama China. Taiwan telah lama mendirikan pemerintah otonom sendiri di bawah sistem demokrasi. China sampai saat ini masih menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsi di China.

Hubungan kedua negara ini semakin rumit setelah AS yang merupakan rival utama China secara tegas menunjukkan du­kungannya kepada Taiwan. Be­berapa bulan terakhir ini, AS sering mengirimkan armada militer mereka ke sekitar Selat Taiwan yang sensitif.

Kamis (31/12/2020), dua kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan. Kejadian ini memicu aksi protes dari Beijing. Apalagi, hal itu terjadi selang dua pekan setelah kapal induk China meng­gunakan jalur air yang sama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: