- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Setelah 2020, Masa Depan Industri Sawit Nasional Berpotensi Lebih Berkilau
Di tengah usianya yang mencapai 109 tahun, industri perkebunan kelapa sawit mencatatkan prestasi yang makin cemerlang. Tidak hanya menghasilkan berbagai inovasi produk yang menjadi jawaban atas permasalahan lingkungan dunia, industri perkebunan kelapa sawit juga berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Mengutip laporan PASPI Monitor, masa depan setelah 2020 khususnya dalam masa 2020–2030, industri sawit nasional berpotensi lebih berkilau lagi dari masa sebelumnya. Mengapa demikian? Berikut tiga alasannya.
Baca Juga: Peluang Pasar Sawit di Afrika Masih Terbuka
Pertama, Indonesia dalam periode tersebut akan memasuki suatu era di mana persentasi penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun) dan berkualitas yang berkarya dalam berbagai sektor dalam perekonomian mencapai sekitar 70 persen dari total penduduk nasional. Kondisi ini biasanya disebut sebagai masa bonus demografi.
Kedua, pembangunan infrastruktur di berbagai daerah akan mendorong perkembangan ekonomi daerah menjadi lebih cepat dibandingkan masa sebelumnya. "Pembangunan infrastruktur jalan dan sistem transportasi trans Sumatera, trans Kalimantan, trans Jawa, trans Sulawesi, trans Papua, tol laut, pelabuhan dan kawasan industri akan mengefisienkan aliran barang dan jasa serta memacu pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah," seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.
Ketiga, proses perizinan dan prosedur investasi yang mengalami perbaikan secara kontinyu akan dapat mendorong investasi yang makin besar dari tahun ke tahun.
"Ketiga hal di atas akan bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah tahun 2020 akan mencapai di atas 7 persen dan mendekati 10 persen menjelang tahun 2030. Sebagaimana proyeksi PWC (2017) bahwa tahun 2030, ekonomi Indonesia akan mencapai US$5,6 triliun atau menjadi terbesar ke-5 dunia," seperti dikutip dari laporan PASPI Monitor.
Pada masa kegemilangan tersebut, akan meningkatkan konsumsi produk-produk akhir oleofood, oleokimia, dan biofuel. Jika saat ini konsumsi minyak sawit pasar domestik hanya sekitar 10 juta ton per tahun, mendekati tahun 2030, konsumsi domestik tersebut akan naik setidaknya menjadi sekitar 30 juta ton per tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: