Sambil Takut-takuti Pakai Nuklir Iran, MBS Juga Minta Pentolan Negara Teluk Bersatu
Negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) disebut sangat membutuhkan persatuan untuk memajukan kawasan dan menghadapi tantangan yang mengancam mereka. Hal itu dikatakan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam pidato pembukaan pada KTT GCC ke-41, Selasa (5/1/2021).
"Ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir rezim Iran, program rudal balistiknya, misi destruktif yang dijalankannya, proksi-proksinya dan semua kegiatan teroris serta sektariannya. Semua ini ditujukan untuk mengacaukan kawasan itu," kata Mohammed bin Salman dilansir dari Alarabiya, Selasa (5/1/2021).
Baca Juga: Episode Akhir Sengketa Arab Saudi-Qatar, Mungkinkah MBS Sukses?
Para pemimpin GCC disebutnya harus menyerukan kepada komunitas internasional untuk bekerja sama menghentikan program-program yang mengancam keamanan kawasan dan dunia. Mohammed bin Salman juga mengumumkan bahwa semua negara anggota telah menandatangani Deklarasi AlUla, dinamai menurut wilayah Arab Saudi tempat KTT bersejarah itu diadakan.
"Deklarasi AlUla menekankan solidaritas dan stabilitas di Teluk, negara-negara Arab, Islam dan penguatan ikatan persahabatan dan persaudaraan antara negara dan rakyat dengan cara yang melayani harapan dan aspirasi mereka," kata putra mahkota.
"Dewan didirikan berdasarkan hubungan khusus yang mengikat negara kita dan kesamaan denominator yang diwakili oleh ikatan iman, kekerabatan, dan nasib bersama rakyat kita," ujarnya.
Mohammed bin Salman menuturkan, KTT kehilangan dua pemimpin besar yang memainkan peran utama dalam menengahi pembicaraan antara negara-negara anggota, almarhum Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah dan almarhum Sultan Qaboos.
"Kami sangat berterima kasih dan menghargai upaya untuk menyembuhkan keretakan yang sebelumnya dipimpin oleh Yang Mulia Syekh Sabah al-Ahmad - semoga Tuhan mengasihani dia - dan Yang Mulia Syekh Nawaf al-Ahmad terus mengikuti mereka," katanya. .
Putra mahkota juga berterima kasih kepada Amerika Serikat atas upayanya dalam menengahi keretakan antara Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Negara-negara tersebut memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 2017 karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin dan campur tangannya dalam urusan mereka. Menjelang puncak, putra mahkota menyambut Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani ke AlUla dengan pelukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: