Trend Micro: Jaringan Rumah dan Cloud Jadi Pusaran Serangan Siber di 2021
Trend Micro Incorporated memprediksi bahwa jaringan rumah, perangkat lunak yang mendukung bekerja dari jarak jauh, dan sistem cloud akan menjadi pusat gelombang serangan baru di tahun 2021.
Laporan prediksi Trend Micro memprediksi bahwa kejahatan siber di tahun 2021 akan secara khusus menargetkan jaringan rumah sebagai jalur utama yang membahayakan Teknologi Informasi (TI) perusahaan dan jaringan IoT (Internet of Things).
Baca Juga: Rangkaian Kejahatan Siber Tahun 2020 di Asia Tenggara Versi Kaspersky
"Saat mulai memasuki dunia pascapandemi, tren kerja jarak jauh kemungkinan akan tetap digunakan di banyak organisasi. Kami memprediksi serangan yang menargetkan data dan jaringan perusahaan akan lebih agresif," ujar Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro Indonesia, Kamis (7/1/2021).
Laporan prediksi tersebut memperingatkan bahwa karyawan yang secara teratur mengakses data sensitif (misalnya, profesional HRD yang mengakses data karyawan, manajer penjualan yang menangani informasi pribadi pelanggan, atau eksekutif senior yang mengelola nomor rahasia perusahaan) berada pada risiko terbesar.
Serangan kejahatan siber kemungkinan akan memilih mengeksploitasi celah yang ada dalam kolaborasi online dan produktivitas perangkat lunak setelah datanya terbuka.
Tim keamanan TI perlu merombak kebijakan dan perlindungan bekerja dari rumah untuk mengatasi kompleksitas lingkungan hibrid–yaitu di mana data kerja dan pribadi datang dalam satu perangkat. Pendekatan dengan tidak memercayai siapapun (zero-trust) akan makin banyak dipilih untuk memberdayakan dan mengamankan karyawan yang tersebar.
Saat kita menggunakan integrasi dengan pihak ketiga, Trend Micro juga memperingatkan bahwa API yang terekspos akan menjadi vektor serangan pilihan baru bagi kejahatan siber. Cara tersebut dapat memberikan akses ke data pribadi pelanggan, kode sumber, dan layanan back-end.
Sistem cloud adalah area lain di mana ancaman akan terus terjadi pada tahun 2021, dari pembajakan, kesalahan konfigurasi, dan penyerang yang mencoba mengambil alih server cloud untuk menyebarkan gambar kontainer berbahaya.
Pada masa pandemi, Indonesia mengalami kejahatan siber cukup tinggi yang memanfaatkan situasi Covid-19. Pada Kuartal 3 2020, Trend Micro mendeteksi bahwa Indonesia merupakan negara dengan peringkat pertama di dunia yang mendapat serangan malware yang berkaitan dengan Covid-19 dengan jumlah 11.088.
Selain itu, serangan Email Spam yang memanfaatkan Covid-19 juga cukup banyak terjadi di Indonesia, yaitu sebanyak 11.889. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai peringkat satu se-Asia Tenggara dalam kategori serangan Email Spam berkaitan dengan Covid-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: