Miliarder Jack Ma adalah sosok langka di China yakni seorang pengusaha karismatik yang secara bebas dan berani mengutarakan pikirannya dan melampaui batasan.
Sikap bebas roda itu membuat sang pendiri Alibaba) terkenal di dalam dan di luar negara asalnya. Namun tampaknya juga menempatkan kerajaan bisnisnya dan diri Ma sendiri dalam risiko yang sangat besar.
Dilansir dari CNN International di Jakarta, Jumat (8/1/21) permasalahan Jack Ma yang panjang ini bermula pada akhir Oktober saat Ma mengkritik regulator China pada konferensi di Shanghai. Saat itu, Ant Group, sedang mempersiapkan penawaran umum perdana terbesar di dunia. Ma menuduh pihak berwenang menghambat inovasi dan mengecam bank-bank negara itu karena memiliki mentalitas pegadaian.
Baca Juga: Terkuak Keberadaan Jack Ma yang Sebenarnya! Ternyata Dia...
Pembalasan Beijing berlangsung cepat. Dalam beberapa hari, regulator membatalkan IPO. Dalam beberapa minggu sejak itu, regulator memerintahkan Ant untuk merestrukturisasi sebagian besar perusahaannya. Mereka bahkan memperluas pengawasan mereka ke Alibaba, yang sekarang menjadi subjek investigasi antitrust dan tuduhan monopoli.
Sementara itu, Jack Ma sendiri belum terlihat di depan umum sejak dia memberikan pidatonya di Shanghai.
Seorang mantan guru bahasa Inggris yang hidup dengan serba sederhana kini menjadikan Ma dan perusahaannya, Alibaba sebagai kerajaan teknologi senilai USD500 miliar dan mengumpulkan kekayaan pribadi sekitar USD50 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Saat perusahaannya tumbuh, Ma menjadi wajah ramah dari kebangkitan ekonomi China. Dia sering bertemu dengan berbagai kepala negara dunia. Dan tahun lalu, Jack Ma bahkan menyumbangkan persediaan Covid-19 ke seluruh dunia.
Pemerintah telah mendorong pertumbuhan raksasa teknologi yang tumbuh di dalam negeri, termasuk Alibaba dan Ant Group sambil menutup saingan besar Amerika mereka. Mereka semua sangat diperlukan di China untuk interaksi sosial, hiburan, perdagangan, dan lainnya.
Tetapi pihak berwenang di China semakin memandang pengaruh yang terlalu besar itu sebagai risiko stabilitas politik dan ekonomi negara. Seperti Ant Group yang dapat memungut biaya pinjaman bebas dari peraturan ketat yang diberlakukan pada bank komersial.
Dalam beberapa bulan terakhir, langkah pemerintah untuk mengendalikan industri ini menjadi semakin mencolok. Partai Komunis menerbitkan seperangkat pedoman, misalnya meminta anggotanya untuk mendidik pengusaha swasta untuk mempersenjatai pikiran mereka dengan ideologi sosialisme.
Dan Xi Jinping sendiri mengisyaratkan tindakan keras teknologi bulan lalu di sebuah konferensi ekonomi, di mana dia meminta negara itu untuk memperkuat upaya anti-monopoli terhadap platform online dan mencegah ekspansi tidak teratur.
Dalam beberapa minggu sejak saat itu, selain tuntutan peraturan untuk Ant Group dan investigasi ke Alibaba, pihak berwenang telah memperingatkan perwakilan teknologi lainnya agar tidak membuat monopoli dan menyalahgunakan data konsumen untuk mendapatkan keuntungan.
"Saya pikir ada satu pesan keseluruhan yang benar-benar disampaikan oleh partai, dan itu adalah bahwa pengusaha teknologi mungkin yang paling glamor, wajah paling disukai publik yang ditunjukkan China kepada dunia. Tapi tidak ada satu individu, tidak ada satu perusahaan yang lebih besar dari Partai Komunis China," ucap Rana Mitter, profesor sejarah dan politik China modern di Oxford University.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami