NEOM Bakal Nantikan Kota The Line yang Zero-Carbon, Kepo Kayak Apa?
Arab Saudi mengumumkan kota nol-karbon (zero-carbon) baru yang akan dibangun di NEOM di barat laut Arab Saudi.
Melalui video yang dirilis pada Minggu (10/1/2021), Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan proyek bernama “The Line” ini akan menjadi rumah bagi satu juta orang dan tidak memiliki mobil dan jalan.
Baca Juga: Perhatian! Arab Saudi Wajibkan Jemaah Disuntik Vaksin Sebelum Haji dan Umrah
Kota ini akan menjadi “sabuk” komunitas masa depan yang sangat terhubung seluas 170 kilometer dan akan dibangun di sekitar lingkungan alam.
“Kita perlu mengubah konsep kota konvensional menjadi kota yang futuristik,” terang Pangeran Mohammed pada acara peluncuran kota, dikutip Arab News.
“Pada tahun 2050, satu miliar orang harus pindah karena meningkatnya emisi CO2 dan permukaan laut. 90 persen orang menghirup udara yang tercemar,” paparnya.
“Mengapa kita harus mengorbankan alam demi pembangunan? Mengapa tujuh juta orang meninggal setiap tahun karena polusi? Mengapa kita harus kehilangan satu juta orang setiap tahun karena kecelakaan lalu lintas? Dan mengapa kita harus menerima hidup kita yang terbuang percuma selama bertahun-tahun?,” ungkapnya.
Dikutip Al Arabiya, proyek tersebut akan menelan biaya antara USD100 – USD200 miliar (Rp1.403 triliun – Rp2.806 triliun). Proyek ini diumumkan setelah sebelumnya melalui proses perencanaan selama tiga tahun.
Putra mahkota juga mengatakan tulang punggung investasi akan datang dari Arab Saudi dan dana kekayaan kedaulatan Kerajaan - Dana Investasi Publik (PIF) - serta investor lokal dan internasional untuk proyek Neom.
Proyek ini merupakan tanggapan langsung terhadap beberapa tantangan paling mendesak yang dihadapi umat manusia, seperti infrastruktur, polusi, lalu lintas dan kemacetan manusia.
Pembangunan kota revolusioner akan melestarikan 95 persen alam di dalam NEOM dan akan dimulai pada kuartal pertama tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto