Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sumber Energi Ramah Lingkungan, Yuk Pahami Penjelasannya....

Sumber Energi Ramah Lingkungan, Yuk Pahami Penjelasannya.... Petani memetik tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Desa Pasi Kumbang, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Kamis (11/6/2020). Harga TBS kelapa sawit tingkat petani sejak tiga bulan terakhir turun dari Rp1.100 per kilogram menjadi Rp700 per kilogram dampak dari wabah COVID-19. | Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan kemandirian dan ketahanan energi nasional melalui penggunaan sumber energi baru terbarukan (EBT). Capaian tersebut seiring dengan pemanfaatan potensi sumberdaya alam domestik salah satunya yakni penggunaan minyak kelapa sawit.

Minyak kelapa sawit yang berlimpah di Indonesia akan diolah untuk menghasilkan berbagai jenis biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil. Lantas, apa yang dimaksud dengan biofuel dan apa saja jenis-jenisnya?

Mengutip laman The Palm Scribe, biofuel merupakan bahan bakar yang mengandung energi dan komponen yang diperoleh dari tanaman atau biomassa. Biofuel dapat berupa bahan bakar murni berbahan minyak nabati atau lemak hewani atau campuran antara minyak solar yang dihasilkan dari minyak mentah fosil, dengan Ester Metil Asam Lemak (FAME) yang berbasis minyak nabati atau hewani. Di Indonesia, minyak nabati yang banyak digunakan untuk pembuatan biofuel yakni minyak sawit. Berikut jenis-jenis biofuel seperti yang dikutip dari laman The Palm Scribe. 

1. Biodiesel

Biodiesel merupakan bahan bakar yang digunakan pada mesin diesel dan mengandung Ester Metil Asam Lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Biodiesel dapat berupa FAME murni atau dikenal sebagai B100 atau berbagai kadar campuran dengan minyak solar. Persentase kadar biodiesel inilah yang akan menentukan penamaannya. B30 misalnya yakni campuran 30 persen biodiesel dan 70 persen minyak solar.

2. Green diesel/Diesel biohidrokarbon/Minyak solar nabati

Memiliki struktur molekuler seperti minyak diesel fosil tetapi dengan karakteristik yang lebih baik. Green Diesel dihasilkan melalui proses hydrotreating trigliserida dalam minyak nabati menggunakan hidrogen. Dibanding minyak solar maupun biodiesel, Green Diesel memiliki angka cetane yang relatif lebih tinggi, kandungan sulfur yang lebih rendah, stabilitas oksidasi yang lebih baik serta warna yang lebih jernih. Green Diesel juga dikenal sebagai minyak solar terbarukan, hydrotreated vegetable oil (HVO), hydrogenation-derived renewable diesel (HDRD) atau hydro processed esters and fatty acids (HEFA). Green diesel diproses dengan distilasi fraksional yang biasanya digunakan untuk menghasilkan minyak solar.

3. Green-gasoline/Bioethanol/Bensin nabati

Bahan bakar yang merupakan campuran unsur kimiawi yang hampir sama dengan bensin standar tetapi berasal dari tumbuhan, bukan minyak mentah. Bioethanol merupakan alkohol yang dibuat melalui fermentasi dari karbohidrat yang dihasilkan tumbuhan seperti gula dan pati.

4. Bioavtur/biojet/Biofuel Jet

Bahan bakar alternatif untuk pesawat terbang bermesin turbin yang dihasilkan dengan teknologi hidrogenasi, mengurai komponen minyak nabati dengan menggunakan hidrogen. Dapat dibuat dari minyak nabati, gula, lemak hewani atau bahkan limbah biomassa dan dapat digunakan pada pesawat jet yang ada tanpa memerlukan modifikasi. Dibandingkan dengan avtur dari minyak mentah, bioavtur lebih ramah lingkungan serta memiliki sifat membersihkan dan melumasi mesin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: